REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meminta PSSI tunduk terhadap rekomendasi tempat kongres dari pemerintah di Yogyakarta. Juru bicara Kemenpora Gatot Dewa Broto mengingatkan, agar tidak ada dua kongres.
Gatot mengatakan, Menpora Imam Nahrawi tak bakal menarik surat rekomendasi 9 September yang menghendaki lokasi Kongres Pemilihan PSSI dipindah ke Yogyakarta. Walaupun PSSI sudah merampungkan persiapan gelaran kongres tahunan tersebut di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pemerintah dan kepolisian tak bakal memberikan izin.
"Kami hanya menghendaki kongres tunggal. Tidak ada kongres tandingan. Kita tidak mau lagi terjadi dualisme PSSI," ujar Gatot saat ditemui di Kemenpora, Jakarta, Selasa (11/10).
Gatot menilai sikap ngeyel PSSI wajar. Akan tetapi, kata dia, jalan tengah agar regenerasi kepengurusan induk sepak bola nasional tetap berjalan, yaitu PSSI menurut rekomendasi pemerintah. Gatot menegaskan Kemenpora tidak ingin ada pembekuan kedua PSSI.
Pelaksanaan Kongres PSSI masih menjadi perdebatan. Padahal, kongres pemilihan tersebut bakal digelar pada 17 Oktober. Persoalan tempat menjadi perdebatan baru antara Kemenpora dan PSSI. Komite Eksekutif (Exco) PSSI sudah memutuskan agar kongres digelar di Makassar. Sementara Menpora menegaskan agar kongres dihelat di Yogyakarta.
Dua tempat kongres tersebut, sebetulnya sudah terjawab dengan keluarnya izin keramaian dari Mabes Polri yang menyebut pelaksanaan kongres mengacu pada rekomendasi Kemenpora. Artinya, kongres digelar di Yogyakarta dan bukan di Makassar.
Terkait izin tersebut, Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Yogyakarta mengaku belum menerimanya. Ketua Asprov Yogyakarta, Hadianto Ismangoen mengatakan, andai kepolisian memberikan lampu hijau agar kongres di gelar di Kota Gudeg, namun ini tetap ilegal lantaran tak ada mandat dari Exco PSSI.