Rabu 12 Oct 2016 08:57 WIB

Tinggalkan AS, Duterte Menggelar Kunjungan Bersejarah ke Cina

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Hubungan Amerika dan Filipina semakin memburuk akhir-akhir ini. Setelah memaki  Barack Obama, Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan 250 pebinis asal Filipina akan menggelar kunjungan bersejarah ke Cina. Mereka akan membicarakan prospek kerja sama kedua negara.

"Cina berulang kali telah mengundang saya ke negaranya. Saya harus menerima undangannya dan dijadwalkan ke sana 19-21 Oktober," katanya seperti dilansir RT, Selasa, (11/10).

Duterte juga menyebut Presiden Obama sangat arogan. "Selama saya di sini, jangan perlakukan kami seperti keset karena anda akan menyesal. Saya tak akan berbicara dengan Anda dan saya akan selalu pergi ke Cina."

Kunjungan Duterte dan para pebisnis Filipina tersebut akan membicarakan kerja sama berbagai sektor di bidang ekonomi. Seharusnya hanya sedikit pebisnis yang ikut ke Cina. Namun ternyata jumlahnya sangat banyak hingga mencapai 250 pebisnis.

Wakil Menteri Perdagangan Nora Terrado mengatakan, para delegasi jumlahnya sangat banyak sekali. "Ini benar-benar di luar dugaan apalagi pertemuan ini baru disetujui sebulan yang lalu."

Ketua Emeritus Kamar Dagang dan Industri Filipina Francis Chua mengatakan, Cina dan Filipina adalah tetangga. "Ini merupakan hal yang dipikirkan presiden, daripada bertengkar mengapa tak berteman saja."

Duta Besar Cina untuk Filipina Zhao Jianhua mengatakan, awan gelap antara Cina dan Filipina telah pergi. Mentari bersinar dari cakrawala. "Mentari akan bersinar dengan indah, menandai era baru hubungan kami," ujarnya.

Baca juga,  Duterte Menyesal Hina Obama.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement