Kamis 04 Nov 2021 00:36 WIB

Duterte Ancam Hukum Pejabat Jika Vaksinasi Covid-19 Lambat

Presiden Duterte layangkan ancaman kepada pejabat yang gagal capai target vaksinasi

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Presiden Filipina Rodrigo Duterte layangkan ancaman kepada pejabat yang gagal capai target vaksinasi. Ilustrasi.
Foto: Linus Escandor/Pool Photo via AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte layangkan ancaman kepada pejabat yang gagal capai target vaksinasi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pejabat pemerintahan daerah akan dihukum jika gagal mencapai target vaksinasi Covid-19 negaranya. Filipina kini tengah mengejar target vaksin untuk berupaya memulihkan ekonomi yang terpuruk karena pandemi setahun lebih di negaranya.

Duterte menegaskan tidak ada alasan vaksinasi harian tidak dapat ditingkatkan hingga setidaknya satu juta dari rata-rata 500 ribu. Sebab, negaranya memiliki pasokan vaksin yang cukup.

Baca Juga

"Kami melihat garis patahan dalam gambaran keseluruhan program vaksinasi kami. Saya tidak puas," ujar Duterte dalam pidatonya yang disiarkan pada Rabu (3/11).

Duterte mengatakan pejabat lokal yang tidak melakukan atau menggunakan dosis yang diberikan kepada mereka dengan cara yang paling cepat akan diberi sanksi dan dimintai pertanggungjawaban. Dia tidak menjelaskan hukumannya.

Filipina adalah negara Asia yang terparah diterpa pandemi. Sejauh ini negara tersebut telah sepenuhnya memberikan vaksin Covid-19 kepada sepertiga dari 77 juta penduduknya.

Pemerintah telah secara bertahap melonggarkan pembatasan Covid-19. Pada Rabu (3/11), pemerintah mengumumkan akan mencabut jam malam yang diberlakukan di wilayah ibu kota mulai Kamis (4/11). Duterte meminta polisi dan militer untuk menggunakan pesawat dan helikopter untuk mengirimkan vaksin lebih cepat ke provinsi.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَّرِثُوا الْكِتٰبَ يَأْخُذُوْنَ عَرَضَ هٰذَا الْاَدْنٰى وَيَقُوْلُوْنَ سَيُغْفَرُ لَنَاۚ وَاِنْ يَّأْتِهِمْ عَرَضٌ مِّثْلُهٗ يَأْخُذُوْهُۗ اَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِّيْثَاقُ الْكِتٰبِ اَنْ لَّا يَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوْا مَا فِيْهِۗ وَالدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “Kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam Kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?

(QS. Al-A'raf ayat 169)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement