REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Sholahuddin Wahid meminta publik dan umat Islam tetap tenang. Publik juga diminta memercayakan penanganan kasus penistaan agama Gubernur DKI Jakarta kepada kepolisian.
Dengan langkah itu, menjadi cara terbaik agar suasana Pilkada DKI Jakarta tidak membawa tensi ketegangan politik hingga ke daerah lain. Menurutnya, untuk kasus penistaan agama Gubernur Basuki atau Ahok ini, kuncinya adalah yang bersangkutan sengaja atau tidak sengaja melakukan pernyataan tersebut.
"Dalam Undang-Undang terkait penistaan agama, kalimat yang menjadi kata kuncinya adalah 'Barang siapa yang dengan sengaja', artinya ada kesengajaan. Kita lihat konteksnya, Gubernur Basuki kemarin sengaja atau tidak, ini yang menjadi pertanyaannya," kata pria yang akrab disapa Gus Sholah ini kepada Republika.co.id, Selasa (18/10).
Tentunya, menurut adik kandung Gus Dur ini, pihak Ahok telah menegaskan hal itu di luar kesengajaan, karena konteksnya saat itu ia berbicara satu jam, yang membicarakan tentang Al Maidah cuma setengah menit. Tapi pihak lain menilai itu sengaja.
Karena itu, ia berharap proses hukum ini biar berjalan, dan polisi bisa mengkaji proses tersebut. "Biarkanlah ini berproses di kepolisian, dan publik yang menaruh harapan besar kepada polisi jangan dikecewakan," ujar Gus Sholah.
Artinya, lanjut dia, kasus ini bisa diselidiki lebih cepat atau segera lakukan, walaupun ada pihak yang ingin menunda karena dianggap politisasi. Dan pihak lain yang menganggap penundaan itu juga politisasi. "Jadi tergantung polisi, buktinya sudah pasti ada, tinggal lihat sengaja atau tidak saja." terangnya.