REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Muhammad Yakub Yahya *)
Meski Proyek Masjid Raya Baiturrahman dikerjakan dan dipacu siang-malam (sejak Juni 2014) lalu, jalan di sekitarnya buka-tutup, kamar mandi, dan toilet dipindah-pindah, tidak menyurutkan jamaah memasuki dan menyaksikannya. Akses ke Baiturrahman (yang kini basemant dan parkir bawah sudah hampir siap, dan kerangka payung baru setengah dipasang) itu, beberapa bulan ini, harus melewati jalur selatan, melewati Jalan Mohd Jam dan Taman Sari.
Seringkali pintu yang dibuka hanya satu, beberapa bulan ini, sisi utara dari Jalan Perdagangan dan Jalan Diponegoro ditutup total. Sejak saat proyek belangsung, pedagang, dan jamaah, serta santriwan-santriwati dan pengantar-jemputnya sesuaikan diri. Proyek ini bermula, sejak Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah meresmikan awal pembangunannya, 12 Syawal 1436 H lalu.
Sama juga dengan jamaah dan tamu luar yang berkunjung (yang mesti berputar-putar mencari pintu yang diizinkan masuk, untuk bisa ke halaman, atau ke dalam masjid), murid Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Plus Baiturrahman dengan staf pengajarnya yang hampir 95 ustaz-Ustazah itu, juga begitu.
Dengan jumlah santriwan-santriwati yang hampir 1.000 orang itu, meski dengan melewati pekerja, beko, crane, dan kerangka payung yang sudah menancap, anak dan wali murid tetap mengaji. Saban sore, ada saja anak yang pamitan ke tempat wudhu' dan kamar mandi dengan memutar-mutar.
Sejak halaman Masjid Raya digali, dibangun, dan di-basemant-kan, ada saja kerja tambahan dari pengurus dan ustaz TPQ Plus Baiturrahman. "Jika murid di luar, harus diawasi wali kelas dan ustaz-ustazah. Jika sempat terjatuh atau menjatuhkan diri, dia bisa menuju ke ujung basemant bawah tanah, sejauh halaman masjid itu," ujar Wadir Ridhan MA, yang merangkap Plt Kabag Kemuridan Nadiatul Hikmah SAg.
Saat musim hujan, kendala lain muncul. Meski air di halaman tidak tergenang, tapi jalan seputaran masjid menyulitkan pendatang. "Sekarang bulan terkhir mengaji, pekan kedua Desember mulai ujian. Libur akhir Desember, dan awal Januari masuk Awal Semester Genap 2016/2017," ujar Wakabag Pengajaran Afdhalil Ilyas SPdI, dan diiyakan Sekretars Rafiqa Rahmah SPdI.
Di usianya yang sudah 20 tahun, keriuhan TPQ Plus Baiturrahman, selain menentukan juga penilaian Menpar R, juga menarik wisatawan ke sini. Pada Jumat (7 Oktober), Imam Besar Prof Dr H Azman Ismail MA, baru saja menerima penghargaan dari Menteri Pariwisata (Menpar) Dr Ir Arief Yahya MSc. Masjid Raya, juara I destinasi budaya ramah wisatawan Muslim terbaik.
Di tengah jamaah dan wisatawan, wali murid terlihat mengantar jemput buah hatinya saban sore. Karena masuk lebih awal, Ashar cepat, maka anak pun masuk cepat, pukul 16.15 WIB, dengan shalat asar berjamaah. Usai jam klasikal dan privat, pukul 18.00 WIB, anak-anak baru pulang. Pulang ngaji di bawah crane dan payung.
*) Direktur TPQ Plus Baiturrahman