REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan presiden terpilih Donald Trump bertemu untuk pertama kalinya sejak usai pemilihan umum 2016 di Gedung Putih. Dua sosok berbeda partai ini membahas situasi negara.
“Prioritas pertama saya dalam dua bulan ke depan ini adalah memfasilitasi transisi kekuasaan kepada presiden-terpilih kita agar berlangsung lancar,” kata Obama saat jumpa pers, sebagaimana dilansir BBC News, Jumat (11/11).
Saat mengucapkan itu, Obama duduk di samping Trump. Presiden dua periode ini menyimpulkan, pertemuan berlangsung dengan baik.
Kemenangan Trump atas Hillary Clinton memang cukup mengejutkan banyak pihak. Sebagai dukungan terhadap rekan separtai, Obama sempat berkampanye bahwa Trump adalah kandidat yang 'unik dan tidak kompeten'.
Di sisi lain, sebelumnya Trump selalu mengkritik keras Obama. Trump bahkan pernah meragukan kewarganegaraan AS sosok presiden kulit hitam itu, meskipun belakangan meralatnya.
Trump pernah pula bersumpah, akan membatalkan semua kebijakan yang telah dibuat Obama ketika ia berhasil menjadi presiden AS 2016. Kenyataannya, Trump unggul 279 suara atas Hillary (228 suara) dalam pemilu.
“Saya sangat menghargai. Pertemuan ini berlangsung hampir satu setengah jam. Sejauh yang saya perhatikan, kami mendiskusikan banyak hal—beberapa menyenangkan, beberapa lainnya cukup pelik,” ujar Donald Trump.
Juru Bicara Gedung Putih menilai pertemuan ini cukup unik karena baik Obama maupun Trump tampak begitu canggung. Sementara di ruang terpisah, Ibu Negara AS Michelle Obama menyambut dan berbicara dengan istri Trump, Melania.
Untuk tiba di Gedung Putih, Donald Trump dan istrinya sebelumnya menumpang jet pribadi dan mendarat di Reagan National Airport. Sebagian rakyat AS masih marah dengan kemenangan Trump. Di Chicago, kerumunan massa mengadang Trump Tower dan meneriakkan yel-yel, “Tolak Trump. Tolak KKK. Tolak Amerika yang fasis!”.
Di New York, sebanyak 65 demonstran ditangkap aparat keamanan. Sebagian massa memecahkan kaca pertokoan sehingga kerusuhan pecah antara mereka dan kepolisian di Oakland, California.