REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan ada 15 orang yang diduga memiliki keterkaitan dengan tersangka bom gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), Ahad (14/11).
Akan tetapi hingga saat ini 15 orang tersebut masih berstatus sebagai saksi dari Juhanda alias Joh alias Muhammad bin Aceng Kurnia (32 tahun).
"Saat ini sejumlah orang yang dimintai keterangan, sekitar 15 orang yang kita duga memiliki keterkaitan dengan Joh," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (14/11).
Boy menjelaskan terkait siapa saja dan bagaimana peran 15 orang tersebut masih belum bisa dijelaskan. Yang jelas 15 orang tersebut sudah diamankan dan masih dalam pemeriksaan dan pendalaman dari penyidik.
"Mereka ditangkap sekalian, dilihat apakah ada kaitan dengan kelompok atau kegiatan-kegiatan bersama Juhanda atau tidak. Berdasarkan dari pemantauan yang sudah dilakukan sebelumnya juga," ujar dia.
Adapun proses pemeriksaan terhadap mereka yang dicurigai lanjut Boy, yakni ditunggu dalam waktu 7x24 jam. Setelah itu akan diketahui apakah 15 orang ini sebatas saksi atau termasuk yang memberikan perbantuan kepada Juhanda (32).
"Nanti akan ditentukan apakah sebatas saksi atau memberikan perbantuan kepada yang bersangkutan. Umumnya mereka adalah orang-orang yang kita duga memiliki kontak komunikasi yang kuat dengan tersangka. Ada waktu 7x24 jam untuk memeriksa orang-orang tersebut," paparnya.
Boy menambahkan bahwa tersangka memang sebelumnya tinggal di sebuah masjid tak bernama di kota Samarinda. Juhanda tertangkap pascamelemparkan bom molotov kepada jamaah yang tengah beribadah di gereja tersebut.
Juhanda tertangkap dengan menggunakan kaos bertuliskan jihadis. Setelah dilakukan pendalaman, ternyata kendaraan roda dua yang digunakannya juga milik dari seorang jihadis yang tewas di Suriah. "Bisa jadi (milik) jihadis, tapi kebenarannya motor itu milik siapa belum ada pendalaman," ujarnya.