REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbedaan pernyataan antara Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait saksi ulama Mesir menjadi perbincangan di media sosial.

Pasalnya beberapa hari lalu Tito menyatakan bahwa ulama mesir bernama Syekh Mustafa Amr Wardani merupakan permintaan dari terlapor.  Sementara Ahok sendiri mengaku tidak menahu tentang syekh tersebut.

Pakar hukum pidana Teuku Nasrullah mengatakan Ahok bisa dimungkinkan tak tahu soal ulama Mesir itu. "Pak Ahok mungkin saja tidak tahu, tapi tim kuasa hukumnya pasti tahu," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (15/11).

Adapun yang menjadi tidak mungkin adalah apabila Ahok dan tim kuasa hukumnya tidak mengetahui perihal keterlibatan syekh tersebut sebagai saksi ahli. Apalagi jika saksi ahli tersebut termasuk yang meringankan Ahok.

Faktanya, Syekh Wardani batal menjadi saksi ahli dari pihak Ahok. Saat ditanya apakah hal itu merugikan Ahok?, Nasrullah menjawab tidak tahu pasti. Pasalnya dia tidak mengetahui keterangan apa yang akan disampaikan Syekh Wardani apabila jadi memberi keterangan.

Namun yang jelas, kata Nasrullah, kasus tersebut bukan terkait debat para ulama soal tafsir Al Maidah ayat 51. Apabila yang dikejar adalah tafsir, maka sudah pasti ada perbedaan antarulama.

Permasalahan utamanya adalah pernyataan Ahok yang menyebut "Jangan mau dibohongi pakai surah Al Maidah ayat 51."

Menurut dia, pernyataan Ahok tentang surah Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu keliru. "Tidak tepat bagi agama lain menentukan tafsir mana yang tepat dari surah Al Maidah 51," ujarnya.

Baca juga,  Bareskrim Pastikan akan Periksa Ahok.

Ikuti Whatsapp Channel Republika