Sabtu 19 Nov 2016 02:59 WIB

Trump Pasang Orang Garis Keras di Pemerintahan AS

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden terpilih AS Donald Trump memilih purnawirawan Letjen Michael Flynn sebagai penasihat keamanan nasional.
Foto: Al Araby
Presiden terpilih AS Donald Trump memilih purnawirawan Letjen Michael Flynn sebagai penasihat keamanan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden terpilih AS, Donald Trump mulai terbentuk. Sejauh ini ia memenuhi jabatan tertinggi dengan orang-orang garis keras, sekutu dekat, atau keduanya.

Dilansir dari BBC, Sabtu (19/11), Presiden AS terpilih itu telah membuat tawaran kepada bagian dari partai yang menentang dia, seperti pertemuan dengan Gubernur Carolina Selatan Nikki Haley pada Kamis dan menjadwalkan pertemuan pada hari Ahad dengan calon Partai Republik pada 2012 Mitt Romney, yang awal tahun ini menyebutnya sebagai artis tukang tipu dan penipuan.

Waktu akan menunjukkan, bagaimanapun, apakah pergerakan tersebut adalah upaya yang sah untuk diversifikasi kalangan teman-temannya atau hanya untuk pertunjukan. Jeff Sessions, politisi besar pertama yang duduk di belakang Trump, kini menduduki posisi Jaksa Agung. Meskipun adanya kemarahan atas dugaan komentar rasis yang dibuatnya pada 1980.

Letnan Jenderal Michael Flynn telah ditunjuk sebagai penasehat keamanan nasional. Retorika kontroversial Pensiunan Jenderal Michael Flynn jauh lebih baru tapi dia sedang maju untuk posisi yang tidak memerlukan konfirmasi senat. Sehingga ia bisa menghindari keroyokan dari lawan-lawan politiknya.

Flynn menjadi telinga Trump selama ia menghabiskan sebagian besar waktu kampanye. Sekarang ia akan memilikinya di Gedung Putih. Sejauh ini, tampaknya Presiden AS terpilih itu tampaknya mendapatkan tim yang dia inginkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement