Ahad 20 Nov 2016 11:22 WIB

Elhijab Gandeng Mitra Bangun Aliyah di Ponpes Subulussalam

Tim trip Elhijab berfoto di depan Masjid Kul Syarif, Kazan.
Foto: Republika/Dwi Murdaningsih
Tim trip Elhijab berfoto di depan Masjid Kul Syarif, Kazan.

REPUBLIKA.CO.ID, KAZAN -- Pondok pesantren modern Subulussalam di Padang Pariaman bakal memiliki sekolah baru. Jika sebelumnya di pondok pesantren modern ini baru terdapat sekolah untuk tingkat SD dan SMP, dalam waktu dekat pondok pesantren akan memiliki sekolah untuk tingkat SMA atau aliyah. Peletakkan batu pertama pembangunan Aliyah di Pondok pesantren ini rencananya akan dilakukan Januari mendatang.

"Pembangunan Aliyah ini dananya dikumpulkan dari mitra-mitra Elhijab," ujar CEO Elijab Elidawati, sekaligus Ketua Yayasan Subulussalam, saat ditemui dalam trip 'Hijab for the World' di Rusia, Jumat (18/11).

Elhijab Sebarkan Keindahan Islam Hingga ke Rusia

Pondok pesantren yang didirikan pada tahun 1991 ini merupakan pondok pesantren yang salah satunya didirikan oleh orang tua Elidawati. Sejak 2012, Elidawati menjadi ketua yayasan Pondok Pesantren ini. Berbagai perbaikan sudah dilakukan Elhijab untuk menjadikan pondok pesantren ini semakin maju. Elhijab mengajak mitra-mitra untuk membuat tabungan guna membuat Aliyah ini. Saat ini, produsen fashion dengan berbagai merek seperti Elzata, Dauki ini memiliki sekitar 40 mitra di seluruh Indonesia.

Chief Operation Officer Elhijab Andrei Aksana mengatakan pondok pesantren ini awalnya dibangun secara tradisional dengan hanya ada sekolah untuk tingkat SD. Kehadiran Elhijab memperbaiki sistem manajemen pondok pesantren supaya standar pendidikannya semakin baik. Bukan hanya oleh orang-orang sekitar Padang Pariaman, namun juga oleh masyarakat di luar kota Padang Pariaman. Saat ini, sudah ada sekolah untuk tingkat SD dan SMP.

"Saat ini yang daftar sudah melebihi target pendaftaran untuk SMP setelah ada perbaikan guru dan kurikulum," ujar dia.

Seiring dengan berbagai perbaikan yang dialami oleh pondok pesantren, murid-murid yang bersekolah di sana juga semakin beragam. Bagi siswa yang tidak mampu, pendidikan diberikan gratis dari hasil subsidi silang dari siswa-siswa yang mampu. Biaya operasional dibantu oleh Elhijab.

Andrei mengatakan Elhijab tidak hanya ingin berbisnis. Sebagian keuntungan yang diraih Elhijab juga dikembalikan lagi ke masyarakat dalam rangka syiar Islam kepada masyarakat. Selain membantu pembangunan Aliyah, Elhijab juga membantu pembangunan masjid-masjid di luar negeri. Elhijab, kata dia membantu pembangunan masjid di Belanda, Korea dan pembangunan mualaf center di Amerika Serikat. Andrei berharap bantuan pembangunan sarana dan prasarana tersebut bisa memudahkan muslim untuk menjalankan ibadah, juga untuk memberikan syiar bahwa Islam adalah agama yang cinta damai.

"Kita mengalami sendiri kalau kita ke lua negeri kita sulit mencari masjid, maka kita bantu pembangunan masjid di luar negeri," kata Andrei.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement