REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada dua hal yang harus dicermati secara khusus oleh pemerintah pada 2017, yakni masih lemahnya ekonomi global dan dampak Brexit.
Menurutnya, dengan mewaspadai hal ini maka bisa memberikan dampak yang besar bagi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan.
"Ada dua hal yang harus diwaspadai, yakni perdagangan internasional yang lemah dan perlambatan ekonomi Cina," ujar Sri di Jakarta, Rabu (23/11).
Sri menjelaskan, perdagangan internasional lebih lemah dibandingkan ekonomi dunia dalam 10 tahun terakhir. Sedangkan perdagangan Indonesia lebih banyak didorong oleh perdagangan internasional. Saat ini, perdagangan global hanya tumbuh di kisaran 1,5-dua persen. Dengan demikian, banyak negara yang tidak memiliki tujuan untuk menjalankan ekspor.
Sementara itu, negara-negara penghasil komoditas mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal III 2016. Selain itu, perlambatan ekonomi Cina perlu dipandang khusus oleh pemerintah. Ekonomi Cina yang tadinya 6,9 persen turun jadi 6,7 persen dan hal ini memiliki implikasi bagi pelemahan.
"Tapi kita tidak ingin katakan kita pesimistis, kita masih optimistis," kata Sri.
Menurut Sri, tantangan ke depan tersebut harus bisa dinikmati oleh pemerintah agar bisa memperbaiki diri. Di sisi lain, Sri mengatakan pemerintah tengah berupaya untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang adil dan makmur. Oleh karena itu, dia mengatakan fokus pemerintah saat ini pada pemberantasan kemiskinan dan kesenjangan.