Rabu 23 Nov 2016 17:49 WIB

Menkeu Waspadai Perlambatan Ekonomi Cina

Rep: rizky jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pandangannya dalam Seminar Indonesia Economic Outlook 2017 di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/11).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pandangannya dalam Seminar Indonesia Economic Outlook 2017 di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada dua hal yang harus dicermati secara khusus oleh pemerintah pada 2017, yakni masih lemahnya ekonomi global dan dampak Brexit.

Menurutnya, dengan mewaspadai hal ini maka bisa memberikan dampak yang besar bagi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan.

"Ada dua hal yang harus diwaspadai, yakni perdagangan internasional yang lemah dan perlambatan ekonomi Cina," ujar Sri di Jakarta, Rabu (23/11).

Sri menjelaskan, perdagangan internasional lebih lemah dibandingkan ekonomi dunia dalam 10 tahun terakhir. Sedangkan perdagangan Indonesia lebih banyak didorong oleh perdagangan internasional. Saat ini, perdagangan global hanya tumbuh di kisaran 1,5-dua persen. Dengan demikian, banyak negara yang tidak memiliki tujuan untuk menjalankan ekspor.

Sementara itu, negara-negara penghasil komoditas mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal III 2016. ‎Selain itu, perlambatan ekonomi Cina perlu dipandang khusus oleh pemerintah. Ekonomi Cina yang tadinya 6,9 persen turun jadi 6,7 persen dan hal ini memiliki implikasi bagi pelemahan.

"Tapi kita tidak ingin katakan kita pesimistis, kita masih optimistis," kata Sri.

Menurut Sri, tantangan ke depan tersebut ‎harus bisa dinikmati oleh pemerintah agar bisa memperbaiki diri. Di sisi lain, Sri mengatakan pemerintah tengah berupaya untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang adil dan makmur. Oleh karena itu, dia mengatakan fokus pemerintah saat ini pada pemberantasan kemiskinan dan kesenjangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement