REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina telah mengalami serangkaian kecelakaan industri selama beberapa bulan terakhir. Teranyar, 40 orang tewas dan sejumlah orang lainnya terjebak dalam reruntuhan saat konstruksi menara pembangkit listrik di Cina, roboh. Bencana terjadi di Kota Fengcheng, Provinsi Jiangxi, pada Kamis (24/11) pagi.
Seorang Pejabat Administrasi Keselamatan Kerja mengatakan, konstruksi yang roboh adalah sebuah menara pendingin. Sejauh ini, baru ada dua pekerja yang dilaporkan selamat dengan luka-luka ringan.
New York Times melaporkan, tayangan televisi menunjukkan pipa besi dan papan kayu berserakan bersama dengan beton-beton besar di lokasi reruntuhan.
Cina telah mengalami serangkaian kecelakaan industri selama beberapa bulan terakhir. Kecelakaan dikaitkan dengan kasus korupsi, mengabaikan keselamatan kerja, dan tekanan untuk meningkatkan produksi di tengah perlambatan ekonomi.
Kepala sebuah perusahaan logistik baru-baru ini divonis hukuman mati setelah dinyatakan bersalah dalam ledakan besar di sebuah gudang kimia di Pelabuhan utara Tianjin, tahun lalu. Sebanyak 173 orang tewas, yang mayoritas petugas pemadam kebakaran dan polisi.
Pada Juni 2015, 442 orang tewas dalam kecelakaan kapal pesiar yang terbalik di Sungai Yangtze. Kapal pesiar tersebut telah dimodifikasi tanpa otorisasi yang tepat. Sementara 81 orang tewas pada Desember 2015, ketika gunung buatan manusia yang terdiri dari tanah dan limbah runtuh menimpa hampir tiga lusin bangunan di pusat manufaktur selatan Shenzhen.