REPUBLIKA.CO.ID, Pada hari ini tahun 1979, sebuah pesawat kecelakaan di Antartika menewaskan 257 orang. Ini menjadi kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah Selandia Baru.
Selama 1970-an, penerbangan udara ke Antartika sedang populer. Banyak turis ingin melihat dari atas kondisi Antartika yang terisolir dan misterius. Penerbangan seharian dari Selandia Baru memberi kesempatan bagi para turis untuk melihat Ross Ice Shelf.
Meski demikian, penerbangan ini sangat berbahaya. Sementara banyaknya permintaan jadi problema tersendiri. Permukaan es yang terlihat sama tidak bisa memberi gambaran pada pilot. Kompas pun tidak berguna di wilayah tersebut.
Pesawat McDonnell Douglas DC-10 membawa 257 orang pada hari ini. Pesawat dipiloti lima petugas yang sama sekali tidak punya pengalaman terbang di benua es. Kondisi bertambah buruk karena data yang dimasukan ke profil penerbangan ternyata salah.
Kondisi di lingkungan pun sedang buruk karena jarak pandang rendah sehingga pilot tidak bisa melihat jauh. Saat pesawat menuju Ross Ice Shelf, pesawat seharusnya berada di ketinggian 6.000 kaki sepanjang waktu. Namun pesawat turun 1.500 kaki untuk menghindari awan.
Pilot tidak tahu di depan ada Gunung Erebus, sebuah gunung merapi Antartika setinggi 12.444 kaki. Pesawat pun menabrak gunung dengan kecepatan 300 mil per jam.
Selanjutnya: Norwegia Tolak Gabung Uni Eropa