REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango akan menutup sementara aktivitas pendakian untuk umum di dua gunung tersebut. Penutupan terhitung mulai 31 Desember 2016 hingga 31 Maret 2017.
"Penutupan aktivitas pendakian ini bertujuan untuk pemulihan ekosistem hutan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango," kata Kepala BBTNGGP Suyatno Sukandar melalui siaran persnya di Sukabumi, Jumat (2/12).
Menurutnya, untuk saat ini aktivitas pendakian masih dibuka baik yang masuk melalui jalur Pintu masuk Cibodas, Gunung Putri Bogor dan Selabintana Sukabumi.
Namun demikian, pihaknya mengimbau kepada para pendaki untuk selalu waspada dan berhati-hati, mengingat curah hujan yang tinggi bisa saja menyebabkan terjadinya longsor.
Selain itu, dengan kondisi tanah yang basah dan lembab menyebabkan jalur pendakian tersebut menjadi lembab, ini juga yang harus diwaspadai oleh pendaki apalagi yang masih pemula. "Saat ini kondisi cuaca di jalur pendakian maupun puncak tidak menentu bahkan kerap turun kabut tebal yang bisa saja mengganggu penglihatan maupun aktivitas pendaki," tambahnya.
Suyatno mengimbau kepada calon pendaki untuk menyiapkan alat yang lengkap serta logistik makanan yang mencukupi selama mendaki dan berkemah untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti sakit maupun kecelakaan.
Di sisi lain, pihaknya juga sudah menyebar petugas keamanannya untuk antisipasi adanya pendaki liar yang masuk melalui jalur tikus atau ilegal. Jika ada, maka pihaknya tidak segan memberikan sanksi kepada pendaki ilegal tersebut.
"Kami juga mengimbau kepada pendaki agar menjaga ekosistem yang ada di Gunung Gede maupun Pangrango seperti tidak merusak apapun yang ada di taman nasional ini dan tidak membuang sampah sembarangan," katanya.