Jumat 02 Dec 2016 19:00 WIB

Siapakah Para Penghuni Gua?

Rep: A Syalabi Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Gua Ashabul Kahfi di Amman Yordania
Foto: ammancity.gov.jo
Gua Ashabul Kahfi di Amman Yordania

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Keteguhan orang-orang mukmin sudah diuji Allah SWT, bahkan sebelum zaman Rasulullah SAW. Kisah-kisah mereka tersebar dalam Alquran untuk dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang mau berpikir.

Salah satu kisahnya adalah penghuni gua atau Ashabul Kahfi. Cerita tentang para pemuda yang berjuang untuk mempertahankan akidah dari raja yang zalim. Bersama anjingnya yang setia, Raqim, para pemuda itu berlindung di dalam gua sambil berdoa.

“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang

lurus dalam urusan (kami) ini."

Pengarang tafsir al-Muntakhab yang terdiri dari sekelompok ulama dan pakar Mesir berupaya mengungkap tempat dan waktu peristiwa Ashabul Kahfi terjadi lewat isyarat Alquran. Berdasarkan penelitiannya, para ulama mengatakan, mereka adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah yang tengah mengalami penindasan agama sehingga mengasingkan diri ke dalam sebuah gua tersembunyi.

Sejarah mencatat adanya beberapa masa penindasan agama di kawasan timur yang terjadi dalam kurun waktu berbeda. Dari beberapa peristiwa penindasan agama itu, hanya ada dua masa yang mereka anggap penting. Salah satunya pun diduga berkaitan dengan kisah penghuni gua.

Peristiwa pertama terjadi pada masa ke kuasaan raja-raja Saluqi yang diperintah Raja Antiogos IV (176-84 SM).

Saat penaklukan Suriah, dia mewajibkan seluruh penganut Yahudi di Palestina yang sudah tinggal di Suriah sejak 198 SM untuk meninggalkan agamanya.

Antiogos yang fanatik dengan kebudayaan Yunani kuno memerintahkan mereka untuk menyembah dewa-dewa Yunani. Dia pun meletakkan patung Zeus di tempat peribadatan kaum Yahudi. Para ulama pun menduga

pemuda-pemuda Ashabul Kahfi adalah penganut Yahudi yang bertempat tinggal di Palestina yang tepatnya berada

di Yarussalem.

Peristiwa kedua terjadi pada masa Imperium Romawi berkuasa. Pada zaman Kaisar Hadrianus (117-138 M), kaisar

memperlakukan orang-orang Yahudi sama dengan apa yang pernah dilakukan Antiogos. Para pembesar Yahudi pun

mengeluarkan ultimatum akan berontak bersama rakyatnya untuk melawan kekaisar

an Romawi.

Mereka pun memukul mundur garnisun Romawi di perbatasan dan berhasil merebut Yerussalem. Selama tiga

tahun mereka berhasil mempertahankan kekuasaannya. Terakhir, Hadrianus bergerak bersama

pasukannya untuk menumpas pemberontak. Mereka membunuh semua orang Yahudi. Kaum Yahudi yang masih

hidup dijual sebagai budak.

Dari penuturan sejarah tersebut, para ulama menyimpulkan bahwa kemungkinan lain adalah pemuda Ashabul Kahfi merupakan pemuda Yahudi yang bersembunyi dari Kaisar Hadrianus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement