REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim tanggap darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM segera menuju lokasi gempa bumi yang mengguncang wilayah Pidie Jaya, Aceh pada Rabu (7/12) pagi.
"Berdasarkan posisi pusat gempa bumi dan kedalamannya, kejadian ini disebabkan aktivitas sesar aktif di daerah Samalanga. Sesuai informasi dari GFZ, mekanisme sesar tersebut berarah timur laut-barat daya," kata Kepala Badan Geologi Ego Syahrial dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu.
Menurut Ego Syahrial, beberapa bangunan dilaporkan mengalami kerusakan gempa yang diperkirakan pada skala V-VI MMI. Ego juga mengatakan, goncangan gempa terasa di daerah Bireun, Sigli, dan pesisir Aceh bagian utara dan timur.
Kondisi geologi daerah terdekat pusat gempa tersebut diisusun oleh batuan berumur kuarter dan batuan sedimen berumur tersier. "Sebagian batuan tersier telah mengalami pelapukan," ujarnya.
Goncangan gempa, ujarnya, akan terasa kuat pada batuan kuarter dan tersier, yang telah mengalami pelapukan, karena bersifat urai, lepas, dan belum kompak (unconsolidated). Berdasarkan informasi BMKG, gempa yang terjadi Rabu pukul 05.03 WIB berpusat di darat pada koordinat 5,19 LU dan 96,38? BT, dengan magnitudo 6,4 SR pada kedalaman 10 km, berjarak 35,8 km barat Kota Bireun dan 51,1 km tenggara Kota Sigli.
Ego menegaskan, gempa tidak menimbulkan tsunami, karena pusat terletak di darat. "Masyarakat diminta agar tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa dan tsunami," katanya. Ia juga meminta, masyarakat tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil.