REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musibah gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya Aceh telah menelan banyak korban. Lebih dari itu, gempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR yang berpusat di kedalaman 10 Km itu mengakibatkan kerusakan yang begitu parah.
Data terkini dari BNPB Aceh menyebutkan bahwa 98 orang meninggal, 129 orang luka berat, 489 orang luka ringan.
Hal tersebut mendorong BMH bersegera tiba di lokasi. “Alhamdulillah Tim Relawan BMH Peduli Bencana Nusantara telah tiba di Pidie Jaya, tepatnya di Pusat Kota Meureudu, Ibu Kota Kabupaten Pidie Jaya pada 7 Desember 2016,” demikian diungkapkan Korrdinator Aksi BMH di Lokasi Ahmad Syakir, dalam pesan singkatnya yang diterima Republika.co.id, Kamis (8/12)
Untuk sampai ke Pidie Jaya, BMH Perwakilan Aceh harus menempuh perjalanan selama tiga jam lebih. “Sepanjang perjalanan Tim Relawan BMH mendokumentasikan beberapa bangunan yang rusak di antaranya, rumah penduduk, masjid, meunasah, pertokoan, dan jalan raya,” ungkap Syakir.
Saat ini, pengiriman tambahan relawan sedang meluncur dari Banda Aceh menuju Pidie Jaya. “Sementara itu relawan yang di lokasi sedang melakukan pendataan serta melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait. Terlebih semalam turun hujan lebat, sehingga evakuasi saat ini mengalami kendala,” papar Syakir.
Sejauh ini, BMH secara nasional telah menetapkan musibah di Pidie Jaya Aceh ini sebagai bencana nusantara dimana semua elemen BMH bergerak memfasilitasi para muhsinin yang ingin membantu.
“BMH sendiri menetapkan musibah ini sebagai bencana nusantara, dan masa tanggap darurat selama sepekan. Adapun program recovery pasca bencana, BMH sebagai Laznas yang memilik core dakwah dan tarbiyah akan fokus pada recovery lembaga pendidikan dan rumah ibadah,” demikian ungkap Direktur Program dan Pendayagunaan BMH Pusat, Ade Syariful Allam.
Sampai berita ini ditulis, kondisi listrik di lokasi masih belum hidup. Dan, beberapa ambulance di Sigli dan Pidie Jaya tidak bisa beroperasi karena kehabisan bahan bakar.*