REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Warga Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, yang menjadi korban gempa lebih memilih tinggal di pengungsian karena khawatir bahaya bila tinggal di rumah. Sebagaimana diungkapkan oleh koordinator pengungsi di lokasi pengungsian Dayah Kleng, pusat pasar Meureudu, Darwis Daud, Kamis (8/12).
Dia mengungkapkan, umumnya warga lebih memilih tinggal di pengungsian daripada tinggal di rumah. Alasannya, warga lebih merasa aman dan nyaman tinggal di pengungsian untuk menghindari bahaya.
Umumnya alasan warga lebih memilih tinggal di pengungsian karena merasa lebih aman. Kendati rumah mereka tidak roboh, namun dikhawatirkan bahaya dapat mengancam kapan saja.
"Warga lebih memilih tinggal di pengungsian daripada tinggal di rumah, karena khawatir bila tinggal di rumah, bahaya dapat mengancam. Umumnya rumah banyak sudah retak dan dikhawatirkan roboh," ungkap Darwis.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengungsi Hanafiah yang menambahkan bahwa diri dan keluarganya tidak bisa tinggal di rumah. Karena sudah tidak mungkin lagi ditempati, dinding sudah retak-retak dan juga lantai sudah terangkat.
"Makanya kami lebih memilih tinggal di pengungsian. Supaya lebih aman dan tidak khawatir terjadi apa-apa apabila ada gempa susulan karena dinding sudah tidak kuat lagi," katanya.
Sementara itu, berdasarkan keterangan dari koordinator pengungsi, jumlah pengungsi di lokasi pengungsian Dayah Kleng sekitar 300 jiwa. Mereka tidur di masjid dan di sekitar lokasi atau halaman masjid. Sementara untuk kondisi air bersih dan makanan, tercukupi dengan baik.