Senin 19 Dec 2016 20:25 WIB

'Umat Islam Harus Ubah Mindset Sikapi Kondisi Bangsa'

Demo serupa dengan 4 November 2016 rencananya kembali digelar di 2 Desember 2016 terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Demo serupa dengan 4 November 2016 rencananya kembali digelar di 2 Desember 2016 terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat muslim harus bisa mengubah mindset (cara pandang) dalam menyikapi kondisi bangsa akhir-akhir ini. Karena itu, umat muslim wajib melakukan instropeksi diri dan terus berpegang pada teladan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW agar tidak salah jalan, khususnya dalam mencegah ancaman paham radikal terorisme.

"Nabi Muhammad SAW lahir sebagai pemimpin dan membawa contoh teladan berupa pelajaran besar dalam kehidupan umat manusia. Jadi siapa saja yang telah mendeklarasikan diri sebagai umat Muhammad, wajib mengikuti teladan beliau, terutama menjalankan kebaikan yang telah diajarkan dan menjauhi larangannya. Itu penting karena akhir-akhir ini umat muslim menghadapi banyak cobaan dalam mengawal persatuan dan kesatuan NKRI," jelas Guru Besar dan peneliti Pusat Penelitian & Pengkajian Kebudayaan Islam UIN Ar-raniry Banda Aceh, Prof Dr Yusny Saby, akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, umat muslim Indonesia tengah diuji akibat kasus penistaan agama dalam Pemilihan Gubernur DKI yang melahirkan beberapa kali aksi bela Islam. Ironisnya, aksi-aksi itu sangat rawan dengan ancaman disintegrasi bangsa, dan juga potensial ditunggangi kelompok radikal terorisme untuk melakukan aksi di Indonesia.

Terbukti beberapa waktu kemarin, upaya kelompok teroris yang ingin membom Istana Negara, berhasil digagalkan kepolisian. Aksi itu menyusul aksi terorisme serupa yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini seperti teror bom gereja di Samarinda, teror lone wolf penyerangan petugas polisi di Tangerang, bom Mapolresta Solo, dan bom gereja di Medan.

Menurut Prof Yusny, rentetan peristiwa itu menandakan umat sudah mulai ada yang melenceng dari ajaran Nabi Muhammad SAW. Hal itu harus segera disadari dan segera kembali ke ajaran Islam rahmatan lil alamin. Dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 Hijriah kemarin seharusnya bisa dijadikan momentum untuk melakukan koreksi diri dan kembali ke jalan islam.

"Sudahkah kita menjadi aset kebaikan baik di keluarga dan lingkungan? Jangan-jangan di keluarga tidak, apalagi di lingkungan yang lebih luas. Ini yang harus dikoreksi. Aset kebaikan perlu ditunjukkan agar memberi manfaat pada lingkungan. Ini menjadi tugas guru, pemimpin keluarga, pemimpin umat, pemimpin adat, juga pemimpin negara, baik eksekutif, legislatif, dan yudikatif," terang Prof Yusny.

Menurut Ketua FKPT Aceh ini, guru, pemimpin keluarga, pemimpin umat, pemimpin adat, juga pemimpin negara, mempunyai tanggung jaawab untuk mengingatkan bila ada masyarakat yang melakukan penyelewengan baik itu akidah maupun ideologi. Untuk itu sudah ada indeks dan protap yang harus diikuti, utamanya penyelewangan karena yang bersangkutan menjadi radikal dan teroris. Penanganan masalah ini wajib ada dalam sistem negara Indonesia dalam menjaga keutuhan NKRI.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement