Selasa 20 Dec 2016 16:26 WIB

288 Km Saluran Tambak Rusak, Anna Serahkan Ekskavator

Bupati Indramayu Hj.Anna Shopanah memecahkan kendi tanda dioperasikannya ekskavator.
Foto: dok. Humas Indramayu
Bupati Indramayu Hj.Anna Shopanah memecahkan kendi tanda dioperasikannya ekskavator.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Komoditas unggulan di Kabupaten Indramayu berupa perikanan budidaya udang, bandeng, nila, lele, gurame, dan rumput laut terus menggeliat. Dengan luas lahan tambak yang mencapai 22.514 hektare, harusnya Kabupaten Indramayu menjadi 'raja' perikanan budidaya di Jawa Barat.

Namun, banyaknya saluran tambak yang rusak. Dan hal ini, ditengarai menjadi salah satu faktor belum optimalnya produksi perikanan budidaya. "Tidak tanggung-tanggung, kerusakan saluran tambak panjangnya mencapai 288 kilometer. Ini sebanding jarak dari Indramayu ke Jakarta," kata Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah, dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Selasa (20/12).

Namun pemerintah daerah tidak tinggal diam. Anna pun melakukan perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indramayu. Dikatakan Anna, untuk mengatasi rusaknya saluran tambak ini diserahkan ekskavator (bechoe) kepada Kelompok Pengelola Saluran Perikanan (Poklina) Sarapati Jaya, Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan. "Ekskavator ini digunakan untuk melakukan normalisasi saluran," katanya.

Ekskavator itu merupakan bantuan dari Direktorat Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Alat itu dapat digunakan secara bersama-sama dengan cara bergiliran dan dimanfaatkan untuk para pembudidaya perikanan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu AR Hakim menjelaskan, dari total panjang pertambakan di Indramayu yang mencapai 468,6 kilometer, sebanyak 180,6 kilometer telah diperbaiki dan layak digunakan sedangkan sepanjang 288 kilometer dalam keadaan rusak atau tidak layak digunakan.

Saat ini terdapat kelompok perikanan dan kelautan yang mencapai 966 kelompok yang terdiri dari KUB, Pokdakan, Poklaksar, Poklina, dan kelompok garam. Sementara itu permasalahan perikanan budidaya di Kabupaten Indramayu yang masih muncul saat ini adalah penyakit white spot dan WFD (White Feces Disease) dan juga pedangkalan serta rusaknya saluran pertambakan.

Sedangkan Ketua Poklina Sarapati Jaya, Pales, mengungkapkan, ucapan syukur atas bantuan yang telah digulirkan tersebut. Bersama dengan kelompok lainnya akan segera mengoperasikan alat tersebut dan memanfaatkannya sebaik mungkin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement