Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny Kusumastuti Lukito memeriksa panganan yang biasa di jual di pasar pada pencanangan program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya, di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (21/12). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny Kusumastuti Lukito berbelanja pisang pada peninjauan pasar pada pencanangan program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya, di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (21/12). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Aktivitas pedagang dan pengunjung di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (21/12). Pasar Cihapit dijadikan pilot project program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Aktivitas pedagang dan pengunjung di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (21/12). Pasar Cihapit dijadikan pilot project program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Aktivitas pedagang dan pengunjung di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (21/12). Pasar Cihapit dijadikan pilot project program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
Aktivitas pedagang dan pengunjung di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Rabu (21/12). Pasar Cihapit dijadikan pilot project program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. (FOTO : Republika/Edi Yusuf)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- BPOM memilih Pasar Cihapit di Kota Bandung menjadi pilot project program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. BPOM akan memberlakukan sistem pengamanan dengan melakukan pengetesan rutin seta memberi warna-warna khusus bagi makanan yang sudah dites.
Advertisement