Jumat 23 Dec 2016 08:14 WIB

Rayuan Pulau Kelapa dan Klinik Apung Said Tuhuleley di Kepulauan Timur Indonesia

Maket klinik apung
Foto: dok.istimewa
Maket klinik apung

Terkesima! Pernyataan ringkas ini kiranya cukup tepat untuk mengekpresikan kabar bahwa sosok mendiang Said Tuhuleley, pejuang pemberdayaan kaum miskin yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah, akan  disematkan pada sebuah kapal klinik apung yang rencananya melayani rakyat yang tersebar di kepulauan Maluku hingga Papua. Ada rasa bangsa, dan ada juga perasaan teriris yang tidak terkira.

Bangga tentu saja, karena apa yang diperjuangkan Bang Said kini mulai menapaki hasilnya. Sedangkan terasa sedih, karena menjumpai fakta yang telanjang yang membuktikan bahwa memang negara ini sampai sekarang masih belum bisa memberikan pemenuhan hak kepada warga negaranya secara penuh. Masih banyak rakyat yang belum terjamah pembangunan, terutama mereka yang tinggal di pulau-pulau terpencil dan jauh dari pusat kekuasaan atau denyut nadi ekonomi. Untuk itu pilihan mengoperasikan kapal apung yang diperuntukkan untuk melayani rakyat yang ada di kawasan itu adalah sangat tepat, alias akurat.

Siapa pun orang yang pernah keluyuran di kepulauan yang ada di kawasan Maluku hingga Papua pasti tahu apa yang terjadi di sana. Pemandangannya memang indah menajubkan. Pasir putih di pantai, pohon nyiur melambai, kerumunan kawanan ikan, hingga sajian pentas tarian lumba-lumba di sebuah selat yang tenang saat menjelang petang, tentu menjadi kenangan yang mempesona.

Apa yang digambarkan lagu ciptaan Ismail Marzuki yang sempat diusukan sebagi lagi kebangsaan, ‘Rayuan Pulau Kelapa’ tepat adanya. Di situlah saya kemudian bisa memahami apa arti sebuah lirik yang ada lagu itu: "Raja Klana memuja pulau yang indah permai,”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement