REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir mengapresiasi rangkaian kegiatan Dzikir Nasional Republika 2016. Tema perhelatan tahunan ke-15 ini adalah "Indonesia Ikhlas".
"Acara Dzikir Nasional yang diselenggarakan oleh Republika ini, menurut saya, kontekstual dalam kondisi kebangsaan dan keumatan kita. Ketika mulai ada gejala di tubuh bangsa ini rasa saling kurang percaya, kurang berkorban, rasa curiga, bahkan saling tidak suka. Energi ikhlas itu akan mendorong orang berbuat ihsan," papar Haedar Nashir saat ditemui di sela-sela acara Dzikir Nasional Republika di Masjid Agung At-Tin, Jakarta, Sabtu (31/12).
Menurut dia, Indonesia dalam tahun 2017 mendatang perlu menanamkan semangat dan sikap ikhlas. Dengan begitu, akan terdorong untuk melakukan kebaikan yang maslahatnya melampaui batas-batas golongan.
"Saya pikir, Indonesia ke depan memerlukan energi ruhaniah para negarawan dan warga bangsa yang sumbunya adalah rasa ikhlas," ujar dia.
Dia menjelaskan, zikir memiliki makna dasar mengingat Allah. Karena itu, lanjut Haedar Nashir, ketika zikir dikaitkan dengan keikhlasan, maka hamba Allah akan merasakan manisnya iman.
Allah diyakini sebagai Sang Maha sumber inspirasi dan kepada-Nya seluruh alam semesta bergantung. Kesadaran demikian itu, menurut Haedar, membuat manusia beriman menjadi merasa luruh dan kecil.
Bagi orang beriman yang ikhlas, Allah adalah pusat segalanya. Inilah penerapan sikap tauhid dalam kehidupan sehari-hari. Orang akan ringan hatinya dalam melakukan kebaikan, yang maslahatnya bukan hanya bagi sesama Muslim melainkan juga seluruh umat manusia.
"Ketika kita ikhlas dalam berjuang, berbangsa, hidup dalam relasi umat manusia dan semesta, maka semua (perilaku) menjadi panggilan hati karena Allah bersama kita," jelasnya. Menurut dia, semangat ikhlas dan semangat tauhid mendorong untuk hidup berkemajuan dengan tujuan ridha Allah.