REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maroko dikenal sebagai salah satu negara yang kental dengan nuansa Islam. Padahal, berkembangnya Islam di negeri yang berbatasan dengan Aljazair dan Mauritania itu setelah melalui fase yang cukup panjang.
Sebelum Islam masuk, negeri yang berada di Afrika bagian utara itu hanyalah sebuah wilayah yang keadaan masyarakatnya terbelakang. Saat itu wilayah yang sempat dikuasai Kekaisaran Romawi, lalu beralih ke tangan Vandals, Visigoth, dan Imperium Bizantium itu cukup memerihatinkan dari berbagai sisi kehidupannya.
Namun masa jahiliyah itu secara perlahan berakhir tatkala cahaya Islam mulai menyinari negeri itu pada abad tujuh masehi. Pada 670 M, Uqba Ibnu Naif, seorang dai Islam sekaligus utusan dari Dinasti Umayyah, memimpin pasukan Islam memasuki wilayah itu.
Peradaban tinggi Islam pun akhirnya menyinari negeri yang terletak di antara Laut Mediteranea, Sahara, dan Samudra Atlantik itu. Namun, berkembangnya Islam di negeri itu bukan tanpa rintangan.
Pasukan Islam butuh sekitar 53 tahun untuk menguasai sepenuhnya daerah tersebut. Dan butuh satu abad untuk berasimilasi dengan penduduk asli tersebut, suku barbar.
Maroko semula dikuasai oleh bangsa barbar, daerah pesisir yang dikenal dengan nama Maroko berada di bawah kekuasaan Phoenician dan Carthaginian dari dari tahun 10-3 SM. Keduanya, Phoenician dan Carthaginian menggunakan pantai tersebut untuk urusan perdagangan dengan negaranegara di sekitar Iberian Peninsula atau Semenanjung Iberian.
Saat Romawi mulai ekspansi wilayah kekuasaan ke Afrika Utara pada tahun 1 SM, pertama kali mereka mengambil Pelabuhan Mediterania dan tidak masuk hingga daratan. Namun, Provinsi Mauritania Tingitana berdiri di bagian selatan dari semenanjung itu.
Invasi kaum Vandal di awal tahun 5 M sebagian besar melalui Maroko yang berhadapan langsung dengan negara makmur sekarang yang dikenal dengan Tunisia. Ada invasi berikutnya yang kali ini dilakukan oleh Visigoths pada 6 M. Islam dibawa masuk ke Maroko oleh para penyerang Arab hingga ke wilayah timur jauh dari Afrika Utara di tahun 684. Dan, perubahan dari bangsa barbar menempati peran penting pada penaklukan Islam atas Spanyol.
Doktrin Schismatic oleh Khawarijism, yang menyangkal budaya Arab murni di awal masa Islam, menyebabkan percekcokan internal pada pertengahan tahun 8 M. Setelah Maroko dikuasai penuh Dinasti Umayyah, pimpinan dinasti tersebut yakni Mu sa bin Nusair, mengangkat Tariq bin Ziyad se bagai gubernur Maroko.
Saat itu terjadi revolusi sosial ke arah positif. Warga suku barbar semakin harmonis, segala peraturan Islam yang bersumber dari Alquran dan hadis mulai di terapkan dalam segala aspek kehidupan, per eko nomian dan kesejahteraan masyarakat meningkat, ilmu pengetahuan pun berkembang cukup pesat.