REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, umat Islam mulai memilih siapa yang akan menjadi khalifah mereka. Hal ini untuk mengatur berbagai urusan dan menyelesaikan risalah Islam serta menyebarluaskan ke berbagai wilayah di muka bumi.
Tentu supaya umat Islam dapat membebaskan masyarakat dari kebodohan dan kendali beberapa rezim yang tidak adil atas mereka. Juga untuk menambah jumlah umat Islam di seluruh belahan bumi.
Salah satunya adalah wilayah Maroko atau yang dalam dunia Arab, disebut dengan Maghrib. Maghrib berarti wilayah barat tempat di mana matahari terbenam.
Lantas bagaimana cikal bakal Islam masuk Maroko? Islam masuk Maroko di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Lalu dilanjutkan oleh Khalifah Utsman bin Affan, Muawiyah, Yazid dan Abdul Malik bin Marwan.
Umar bin Khattab dahulu mengutus Amr bin Ash. Sedangkan Utsman bin Affan mengutus Abdullah bin Abi Al Sarh. Adapun Muawiyah mengutus Ruwaifa bin Thabit, Muawiyah bin Hudayj, Abdullah bin Al-Zubair, dan Uqbah bin Nafi'. Lalu Yazid datang dan menyelesaikan perintah Uqbah bin Nafi'.
Bersama Uqbah bin Nafi' inilah, Islam masuk ke seluruh wilayah Maroko saat itu, dari lapisan terbawah hingga menengah. Bahkan mencapai Samudra Atlantik.
Uqbah bin Nafi berkata:
"Ya Allah, bersaksilah bahwa aku telah mencapai tujuanku, dan seandainya bukan karena laut ini, niscaya aku akan terus berada di negeri ini memerangi orang-orang kafir kepada-Mu sehingga tidak ada yang disembah selain Engkau."
Setelah itu, Islam menyebar luas di Maroko di tangan Zuhair bin Qais, Musa bin Nusayr, dan Tariq bin Ziyad.
Namun, sebelum itu, ada proses panjang hingga Islam tersebar ke Maroko. Terutama pascawafatnya Muawiyah bin Abi Sufyan. Setelah Muawiyah wafat, kepemimpinan khalifah dilanjutkan oleh putranya, Yazid.
Kemudian dia mengutus Uqbah bin Nafi' untuk menjadi gubernur Maroko. Begitu sampai di kota, dia menangkap Abu Al-Muhajir dan menghancurkan kotanya. Lantas ia membangun kota Kairouan.