Senin 09 Jan 2017 15:50 WIB

Warga Karawang Diimbau tidak Konsumsi Cabai Busuk

Seorang pedagang menyortir cabai merah yang busuk di kiosnya.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang pedagang menyortir cabai merah yang busuk di kiosnya.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan setempat mengimbau masyarakat tidak memaksakan kehendak dengan mengonsumsi cabai busuk yang harganya juga masih puluhan ribu rupiah menyusul tingginya harga cabai di daerah itu.

"Janganlah (mengonsumsi cabai busuk). Kita khawatir kalau tetap dikonsumsi akan mengganggu kesehatan," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan setempat Abdul Aziz, Senin (9/1), menanggapi kabar adanya masyarakat yang terpaksa mengonsumsi cabai busuk saat harga cabai tinggi.

Ia mengatakan, untuk mengatasi terjadinya kenaikan harga cabai, masyarakat tidak harus mengonsumsi cabai busuk yang harganya juga masih mahal. Tapi yang lebih penting, melakukan gerakan menanam cabai di pekarangan rumah.

"Lebih bagus warga mulai menanam cabai di rumah. Jadi saat harga cabai naik, mereka tidak perlu bingung," katanya.

Ia menyatakan, kenaikan harga cabai saat ini masih disebabkan minimnya pasokan dari sejumlah daerah sentra cabai ke sejumlah pasar induk yang menjadi langganan para pedagang tradisional di Karawang. Jika pasokannya sudah aman, secara otomatis harganya akan normal kembali.

Mengakali mahalnya harga cabai rawit yang naik hingga mencapai Rp 130 ribu per kilogram, sejumlah warga Karawang memilih membeli cabai busuk karena itu jauh lebih murah. Kondisi tersebut diakui seorang pedagang di Pasar Baru Karawang, Iwan.

"Memang saat ini banyak juga warga yang membeli cabai rawit busuk. Belinya tidak banyak, hanya seperempat, kadang itu pun mereka campur dengan cabai rawit yang masih bagus," kata dia.

Saat ini harga cabai rawit Rp 130 ribu per kilogram karena memang permasalahan pasokan yang kurang dari pasar induk. Cabai rawit busuk dijual setengahnya, dari Rp 50 ribu hingga Rp 65 ribu per kilogram.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement