REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Cina mengirimkan 5 juta petugas ke desa-desa untuk melakukan sensus peternakan dan pertanian pada bulan ini. Sensus yang dilakukan selama 10 tahun sekali ini merupakan sensus yang ketiga kalinya untuk menghitung hasil peternakan dan pertanian Cina.
Cina memiliki sekitar 20 persen populasi dunia tetapi hanya sekitar 7 persen tanah yang subur di planet ini. Sehingga penghitungan yang jelas akan hasil peternakan dan pertanian itu sangat penting.
Dalam beberapa tahun terakhir, Cina telah menjadi importir terkemuka di dunia untuk produk pertanian. Cina juga telah membeli sebidang lahan di luar negeri seperti Australia, Argentina dan Afrika. Namun agaknya mereka ada kekhawatiran jika suatu saat nanti tanah-tanah mereka di luar negeri itu diklaim negara setempat.
Seperti dikutip dari CNN, Jumat (13/1), perkiraan saat ini Cina menghasilkan 40 kilogram daging babi per orang per tahun, namun survei rumah tangga yang melaporkan pembelian rata-rata hanya 20 kilogram.
Data tersebut akan diteliti dengan cermat oleh para pemimpin Cina yang telah menetapkan reformasi pertanian sebagai prioritas utama. Survei akan fokus pada konsolidasi tanah dan prevalensi jenis peternakan baru skala besar.
Cina memperkirakan babi dan ayam akan dikembangbiakkan di perusahaan besar bukan di lumbung desa dan ladang. Cina menyadari dengan impor pertanian, akan terjadi masalah keamanan pangan dan lingkungan. Dengan sensus ini bisa memberikan petunjuk tentang kemampuan Cina untuk mengupayakan swasembada pangan secara berkelanjutan.