REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG— Program Quran Call Center (QCC) yang digawangi PPPA Daarul Qur'an di bawah asuhan Ustaz Yusuf Mansur ini bisa menjadi media alternatif masyarakat belajar dan menghafal Alquran.
Supervisor QCC, Faisal Harahap, menjelaskan program yang diluncurkan sejak 2012 ini, per Maret 2016, telah diperbarui sistemnya sedemikian rupa.
Masyarakat, ujar dia, bisa mengakses layanan ini untuk belajar sekaligus menghafal Alquran secara gratis bebas pulsa via saluran telepon di nomor hot line 0800-1500-311.
Teknis layanan ini, ungkap Faisal, calon ‘santri online’ dipersilakan menghubungi petugas untuk didata dan mendapatkan nomor registrasi. Setelah mendapatkan nomor id, santri tersebut selanjutnya bisa langsung belajar dengan ustaz pembimbing.
“Kita akan ukur kemampuan bacanya sejauh mana dan akan kita kawal sejak awal,” katanya di temui Republika.co.id di Kantor PPPA Darul Quran, Ciledug, Tangerang, Senin (16/1).
Dia menjelaskan, para ustaz pembina sangat berpengalaman. Mereka adalah para hafiz Alquran. Jumlah pembimbing itu sebanyak 37 orang yang siap membimbing para santri selama 24 jam secara bergantian.
Menurut Faisal, biasanya trafik tertinggi QC berada di kisaran bakda maghrib dan bakda shubuh. “Total pengunjung selama Maret-Desember tahun lalu ada 205 ribu penelpon,” katanya.
Faisal menambahkan, saat ini sudah terdaftar santri aktif Program QC sebanyak 25.300 santri. Tiap santri akan mendapatkan durasi telepon selama 10 menit, dua kali sehari.
Para santri itu, papar dia, juga akan mengikuti masa-masa ujian setiap tanggal 21-25 di setiap bulan. Pada pengujung pembelajaran, santri berhak memperoleh sertifikat soft copy yang dikirim secara online, via email masing-masing.
“Ini sekadar ikatan dan bentuk motivasi,” katanya.
Direktur Komunikasi PPPA Darul Quran, Dwi Kartika Ningsih, mengklaim layanan belajar dan menghafal Alquran semacam ini, pertama kali ada di dunia.
Menurut Dwi, layanan sengaja digulirkan untuk memberikan kemudahan umat Islam Indonesia yang hendak belajar dan menghafal Alquran di tengah-tengah kesibukan mereka.
“Sementara ini bisanya sebatas sambungan dalam negeri,” katanya.
Dia mengatakan, pihaknya berencana mengembangkan program ini bekerjasama dengan sejumlah lembaga luar negeri. Di antara negara yang sudah menyatakan kesiapannya antara lain Sudan, Malaysia, dan Qatar.
“Kita siap dan terbuka bekerjasama menduplikasi dan memperbanyak layanan serupa QC,” imbuh dia.