REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana Rp 20,3 triliun dari lelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN, dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp 53,6 triliun.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Selasa (17/1) malam, menyebutkan lelang ini memenuhi target indikatif yang telah ditetapkan. Dari lelang tersebut, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN03170418 mencapai Rp 5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,11417 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 18 April 2017 ini mencapai Rp 20,3 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi dengan tingkat kupon diskonto ini mencapai 5,0 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,0 persen.
Untuk seri SPN12180104, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,99025 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 4 Januari 2018 ini mencapai Rp 17,2 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon diskonto ini mencapai 5,9 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,9 persen.
Sedangkan seri FR059, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 5,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,50995 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2027 ini mencapai Rp 8,5 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,0 persen ini mencapai 7,44 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,8 persen.
Sementara seri FR074, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 2,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,79936 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2032 ini mencapai Rp 3,6 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 7,5 persen ini mencapai 7,68 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,0 persen.
Untuk seri FR072, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 2,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,00985 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2036 ini mencapai Rp 3,87 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk bagi seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 7,97 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,5 persen.