Sabtu 21 Jan 2017 12:20 WIB

Sejarah Hari Ini: Iran Bebaskan Sandera AS Setelah 444 Hari

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Seorang sandera AS yang ditutup matanya dan diikat tangannya ditunjukkan di hadapan publik di luar Kedutaan Besar AS di Teheran pada 9 November 1979.
Foto: Eugene Hoshiko/Associated Press
Seorang sandera AS yang ditutup matanya dan diikat tangannya ditunjukkan di hadapan publik di luar Kedutaan Besar AS di Teheran pada 9 November 1979.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebanyak 52 sandera asal Amerika Serikat (AS) tiba di Jerman Barat dalam perjalanan pulang ke Amerika, pada 21 Januari 1981. Mereka telah disandera lebih dari 14 bulan atau 444 hari di Kedutaan Besar AS di Teheran, Iran.

Sandera yang merupakan diplomat dan staf kedutaan itu melangkah dari pesawat ke bandara Wiesbaden. Mereka tampak lelah tapi juga merasa gembira setelah melakukan penerbangan 6.437 Km dari Iran.

Mantan Presiden Jimmy Carter, ditunjuk sebagai utusan khusus oleh Presiden Ronald Reagan, untuk menyambut para sandera. Sesampainya di Jerman, mereka dirawat di sebuah rumah sakit militer sementara hingga kondisinya membaik.

Dilansir dari BBC, Iran akhirnya setuju membebaskan para sandera setelah Presiden AS Ronald Reagan mengatakan akan mencairkan aset Iran di bank Amerika, termasuk Bank of England sebagai imbalan bagi pembebasan para sandera.

Diplomat dan staf kedutaan AS di Teheran ditawan pada November 1979, saat sekelompok mahasiswa radikal Iran menyerbu kedutaan. Mereka marah atas dukungan Amerika untuk Shah, yang melarikan diri ke pengasingan pada Januari 1979 dan tiba di AS pada Oktober untuk pengobatan kanker. Mereka menuntut pengembalian Shah untuk diadili atas tuduhan kejahatan di pemerintahan.

Para mahasiswa mendapat dukungan dari pemerintah Iran, yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini. Namun tuntutan mereka untuk mengekstradisi Shah harus gagal karena Shah melarikan diri ke Kairo.

Mereka pada awalnya menolak membebaskan sandera, sampai Presiden Carter lengser dari jabatannya. Lalu Aljazair bertindak sebagai perantara untuk membuka jalan negosiasi.

Selanjutnya: Feri Tenggelam di Perairan Sumatra Tewaskan 340 Orang

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement