Selasa 24 Jan 2017 09:41 WIB

Kebebasan Berekspresi Muslim di Argentina Lebih Terbuka

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agus Yulianto
Islam di Argentina
Foto: Youtube
Islam di Argentina

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Berdasarkan data dari Asosiasi Data dan Arsip Agama (ARDA) Argentina, setidaknya ada sekitar dua persen dari total penduduk Argentina, atau sekitar 400 ribu hingga 500 ribu orang, mengaku sebagai Muslim. Perkembangan Islam dan komunitas Muslim di negara tersebut pun dianggap berbeda jika dibanding kondisi di Eropa atau Amerika Utara.

Masyarakat Argentina dianggap lebih terbuka dan dapat menerima kehadiran budaya-budaya Islam. Komunitas Muslim dapat beribadah dengan lebih leluasa. "Tidak ada diskriminasi di Argentina, terutama terhadap Muslim. Muslim di Argentina bisa beribadah di mana saja tanpa mendapatkan gangguan," tulis Vincent Lofasso, peneliti sebuah lembaga NGO, seperti dikutip MuslimVillage.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Argentina memang banyak kedatangan imigran-imigran dari Timur Tengah, terutama dari Libanon dan Suriah. Penerimaan positif masyarakat Argentina terhadap Islam ini pun dapat terlihat dengan banyaknya Islamic Center di seluruh Argentina. Bahkan, ada dua masjid besar di Argentina, yaitu Masjid Pusat, yang dibangun pada 1989, dan King Fahd Islamic Culture Centre, yang diklaim sebagai masjid terbesar di Amerika Selatan.

Perhatian terhadap komunitas Muslim di Argentina pun meningkat pada akhir dekade 80-an. Tepatnya saat Carlos Menem menjabat sebagai Presiden Argentina. Menem menjadi satu-satunya Presiden Argentina yang memiliki hubungan dengan dunia Arab. Pada saat masih kecil, Menem memang dibesarkan oleh dua orang imigran asal Suriah.

Sayangnya, Menem sempat murtad dan berpindah agama menjadi pemeluk agama Nasrani. Alasan Menem memeluk agama Nasrani pun diungkapkan mantan istrinya, Zulema Yoma. "Menem meninggalkan Islam dan memeluk Nasrani pada 1966, karena dia ingin menjadi presiden negeri ini," kata Yoma.

Kendati begitu, Menem tidak melupakan latar belakangnya yang pernah menjadi seorang Muslim. Pada saat berkuasa, dia membebaskan lahan seluas sekitar 8 hektare di Buenos Aires. Lahan ini digunakan Menem untuk membangun masjid terbesar di Amerika Latin, King Fahd Islamic Culture Centre. Hal ini tidak terlepas dari kerja sama antara Pemerintah Argentina dengan Pemerintah Arab Saudi. Komunitas Muslim di Argentina menilai ini (masjid) satu-satunya peninggalan Menem terhadap komunitas Muslim.

Meski komunitas Muslim masih dianggap minoritas di Argentina, tapi pemerintah Argentina terus berusaha agar komunitas Muslim dapat dengan bebas mengekpresikan nilai-nilai keagamaan yang mereka anut. Salah satu terobosan dalam perkembangan komunitas Muslim di Argentina terjadi pada 2011, tepatnya saat Presiden Argentina dijabat oleh Christina Fernandez Kirchner. Pada saat itu, pemerintahan Kirchner membuat Undang-Undang yang membolehkan penggunaan hijab di tempat-tempat umum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement