Kamis 26 Jan 2017 16:07 WIB

IDB Segera Bentuk Komite Bahas Bank Infrastruktur Syariah

Rep: Nur Aini/ Red: Nidia Zuraya
Representative Residence IDB Ibrahim Shoukri.
Foto: Nur Aini/Republika
Representative Residence IDB Ibrahim Shoukri.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank (IDB) akan segera membuat komite untuk membahas pembentukan bank infrastruktur syariah bersama Indonesia dan Turki. Bank yang akan membiayai proyek infrastruktur tersebut ditarget terbentuk tahun ini.

Representative Residence IDB Ibrahim Shoukri mengatakan bank infrastruktur syariah masih dalam kajian karena tertunda menyusul tidak stabilnya situasi politik di Turki. Namun, pembentukan bank infrastruktur syariah akan dibahas kembali bersama Indonesia dan Turki. Kedua negara ini bersaing untuk menjadi tuan rumah bagi institusi multilateral tersebut.

"Masih dalam kajian, ada beberapa penundaan karena situasi di Turki, tapi dua pihak baik Indonesia maupun Turki akan mendiskusikan kembali materinya dan bagaimana fase ke depan," ujarnya ditemui di acara Indonesian Islamic University Conference di Yogyakarta, Kamis (26/1).

Menurutnya, IDB tak hanya mendukung dari sisi ekuitas atau permodalan tapi juga proses pembentukan bank infrastruktur syariah. "Kita dalam proses untuk membentuk komite di antara tiga pihak untuk membahas situasi ini," ujarnya.

Meski demikian, dia tidak dapat memberikan tanggal spesifik kapan bank yang diinisiasi IDB bersama Arab Saudi, Indonesia, dan Turki tersebut bisa terbentuk. Meskipun, sebelumnya bank itu ditargetkan bisa terbentuk tahun ini.

"Tapi situasi di Turki menunda semuanya sehingga sekarang kita berencana untuk bertemu secepatnya, semua pihak untuk mendiskusikan situasi ini," ujarnya.

Selain itu, Ibrahim tak bisa menyebut berapa modal yang akan disuntikkan ke dalam bank infrastruktur syariah. "Semuanya berubah sekarang," ujarnya.

Saat ini, IDB masih akan melihat perkembangan dan keputusan Turki. "Kita sekarang perlu melihat apa yang akan dilakukan Turki tapi saya lihat komitmen Indonesia, Turki masih ada," ujarnya.

Sementara itu, Ibrahim mengungkapkan IDB sudah menyediakan dana hingga 1 miliar dolar AS untuk Indonesia selama 2016. Dana tersebut terutama disalurkan untuk universitas dan pendidikan tinggi lain. Dana untuk pendidikan juga akan ditingkatkan lagi.

Rencannaya pada pertengahan Februari ini IDB mengucurkan 214 juta dolar AS ke enam universitas Islam di Indonesia. "Jadi kita terus mendukung dan sektor pendidikan merupakan yang tertinggi dalam operasi kami," ujarnya.

Untuk tahun ini, kata Ibrahim, dana yang disediakan IDB untuk Indonesia tak akan jauh dari nilai dana pada 2016. Dana itu akan disalurkan untuk membiayai infrastruktur pelayanan publik baik fisik maupun nonfisik seperti pendidikan dan kesehatan. Di samping proyek pemerintah, institusi itu juga akan membiayai sektor swasta.

Pembiayaan untuk infrastruktur, kata dia, mencapai 80 persen atau hampir 800 juta dolar AS dari dana IDB untuk Indonesia pada 2016. Pembiayaan tertinggi diberikan ke sektor pendidikan.

"Dengan arahan dan aturan pemerintah Indonesia, pembiayaan juga untuk fokus ke infrastruktur khususnya ke listrik, jalan, dan sektor penting lain," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement