Kamis 26 Jan 2017 16:49 WIB

BNI Cetak Laba Bersih Rp 11,34 Triliun

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Pegawai BNI melayani nasabah di Bank BNI Cabang Seoul, Korea Selatan.
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Pegawai BNI melayani nasabah di Bank BNI Cabang Seoul, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI per akhir tahun 2016 membukukan laba bersih sebesar Rp 11,34 triliun atau naik sebesar 25,1 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 9,07 triliun.

"Pertumbuhan laba ini lebih tinggi dari rata-rata industri. Di tengah lemahnya pertumbuhan laba perbankan yang per November 2016 lalu mencapai 9,1 persen yoy. Tahun ini kita optimistis naik di atas kinerja tahun 2016," ujar Wakil Direktur Utama BNI, Suprajarto di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (26/1).

Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) sebesar 17,4 persen dari Rp 25,56 triliun di tahun 2015 menjadi Rp 29,99 triliun di akhir tahun 2016. Sedangkan pendapatan non bunga naik sebesar 23,1 persen yoy dari Rp 6,98 triliun pada 2015 menjadi Rp 8,59 triliun pada akhir tahun 2016.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai Rp 435,55 triliun pada akhir tahun 2016 atau tumbuh sebesar 17,6 persen. Komposisi DPK juga membaik dimana porsi dana murah atau current account saving account (CASA) mencapai 64,6 persen, lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar 61,1 persen. Sehingga biaya dana bisa dijaga tetap stabil pada level 3,1 persen.

Menurut Direktur Keuangan BNI, Rico Rizal Budidarmo, kenaikan pendapatan ini dikarenakan empat bisnis perseroan yakni korporasi, menengah, konsumen dan UMKM menunjukkan kontribusi yang positif. Selain itu, adanya pembukaan rekening payroll juga mendorong pendapatan. Pada tahun ini perseroan juga optimistis akan naik melebihi pertumbuhan tahun lalu.

"Bisnis kita yang bergeser ke payroll itu menyebabkan kontribusi ke laba,"ujar Rico.

Tercatat hingga akhir tahun 2016, jumlah rekening perusahaan yang dibuka di BNI meningkat sebanyak 59.447 yaitu dari 392.029 rekening pada 2015 menjadi 451.476 rekening atau tumbuh 15,2 persen yoy.

Sementara itu, kredit perseroan tumbuh 20,6 persen yoy, dari Rp 326,11 triliun pada 2015 menjadi Rp 393,28 triliun pada 2016. Sebanyak 72,7 persen dari total kredit atau Rp 286,1 triliun disalurkan ke segmen bisnis banking, sedangkan sebesar Rp 65,1 triliun atau 16,5 persen ke segmen consumer banking. Sisanya sebesar 11,8 persen disalurkan melalui kantor-kantor cabang luar negeri dan anak perusahaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement