Selasa 31 Jan 2017 16:48 WIB

Masjid Cologne, Saksi Perjuangan Muslim Jerman

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Disain Masjid Cologne
Disain Masjid Cologne

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dulu, setiap orang di Cologne, Jerman, selalu menentang pendirian masjid. Mereka menganggap, keberadaan masjid akan menjadi pemicu munculnya aliran keagamaan yang dapat menyebabkan terjadinya konflik.

Apalagi, menurut pandangan mereka, Islam tidak lebih dari sebuah agama yang mengajarkan pemeluknya menjadi kasar, pembuat aksi teror, dan stigma negatif lainnya. Puncaknya, ketika aksi terorisme 11 September 2001, kesan mereka terhadap Islam makin buruk.

Namun, perlahan tapi pasti, kesan itu mulai luntur, seiring dengan tidak terbuktinya agama Islam sebagai pengajar kekerasan. Mereka mulai memahami bahwa apa pun agamanya dan siapa pun orangnya, bisa saja bertindak anarkis dan melakukan kekerasan, bila harga diri dan martabat mereka dilecehkan.

Karena itu, ketika muncul keinginan sebagian warga Cologne, terutama Muslim Jerman untuk mendirikan Masjid di tahun 2007, hampir dua pertiga warga Cologne menyambut positif. Maka, dengan restu dan persetujuan dari warga itu, masyarakat Muslim Cologne Jerman ini akhirnya bisa mendirikan sebuah masjid.

Umat Islam di wilayah Cologne mencapai 10 persen dari total populasi. Jumlah penduduk Muslim di Cologne merupakan yang terbanyak di seluruh kota di Jerman. Mayoritas warga Muslim di Jerman ini merupakan keturunan Turki. Sebab, negara dengan penduduk Muslim terbesar di Eropa itu berbatasan langsung dengan Jerman. Bahkan, banyak keturunan Turki yang akhirnya menjadi warga negara Jerman. Sementara itu, pemeluk agama Islam lainnya berasal dari berbagai negara dan benua seperti Asia, Afrika, dan Eropa.

Seiring dengan respons positif masyarakat Eropa dan juga Cologne terhadap agama Islam, maka jumlah pemeluk Islam pun kian hari semakin bertambah. Diperkirakan, jumlahnya akan makin membesar dengan munculnya kesadaran yang mendalam akan kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Keberadaan Masjid Cologne Jerman ini, juga akan memicu munculnya pesta penyambutan warga Muslim lainnya. Diprediksikan, pada 2020 mendatang, sekitar dua pertiga penduduk Jerman akan memiliki akar keturunan asing, terutama Turki. Karenanya, banyak pihak di Jerman yang menilai pembangunan masjid ini akan menjadi pesta penyambutan bagi minoritas Muslim Jerman.

Masjid yang mulai dibangun tahun 2008 ini berada di distrik Ehrenfeld, tepatnya di lokasi masjid yang selama ini dikelola oleh komunitas Muslim Turki yang bernaung di bawah Turkish-Islamic Union for Religius Affairs.

Bangunan masjid di Cologne ini dapat menampung sekitar 2.000 orang jamaah secara bersamaan. Angka ini merupakan yang terbesar di Jerman. Memang, sejak awal desainnya, masjid ini bakal menjadi masjid terbesar di Jerman. Dan ke depannya, kompleks masjid juga akan menyediakan ruang komersial seluas 2.455 meter persegi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement