REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Dewan Syuro DPD Front Pembela Islam (FPI), Habib Novel Bamukmin menduga bahwa pelempar bom molotov yang meledakkan Posko DPC FPI di Pasar Rebo pada Kamis (2/1) dini hari merupakan seorang komunis yang tidak suka terhadap FPI.
"Nggak paham dari pihak mana, yang pasti yang tak suka FPI. Siapa yang tak suka sama FPI, ya komunis," ujar Novel saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (2/2).
Saat ini Novel juga berusaha mencari tahu kronologis kejadian pelemparan bom molotov tersebut. Namun, menurut dia, dalam insiden tersebut tak ada korban jiwa dan hanya menghanguskan meja dan bangku.
Novel mengaku tidak mengetahui apa motif orang tak dikenal tersebut meledakkan bom molotof di Posko FPI. Ia pun hanya bisa menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus tersebut. "Tak paham saya apa motifnya, orangnya tak dikenal," kata Novel.
Sementara, Kapolres Jakarta Timur Kombes Agus Budjiyono mengatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan bahwa ledakan tersebut merupakan bom molotov atau bukan. Karena itu, pihaknya masih melakukan penyelidikan.
"Iya kalau diduga, semuanya bisa diduga. Tapi kita masih lidik," ucap Agung saat ditemui di Mapolda Metro Jaya.
Menurut Agung, tidak ada orang melihat kejadian tersebut dan kondisinya sedang sepi. Saat ini, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap dua orang. "Iya baru satu atau dua lah (yang diperiksa)," ujar dia.
Agung mengatakan, pihaknya juga belum mengetahui berapa orang yang melemparkan benda yang diduga bom molotov tersebut. Namun, kata dia, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) tadi pagi. "Ya belum tahu (jumlah pelakunya). Orang nggak ada yang lihat," kata dia.