REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Pemerintah Zimbabwe pada Kamis (2/2) mengatakan jumlah migran Mozambik yang mengungsi ke negeri itu terus bertambah, dan pekan lalu saja 651 migran telah menyeberangi perbatasan ke negeri tersebut.
Sejak awal 2016, lebih dari 4.000 orang Mozambik yang menyelamatkan diri dari kerusuhan politik telah menyeberangi perbatasan Mozambik, yang bertetangga, tempat sebagian migran ditampung di Kamp Pengungsi Tongogara sedangkan yang lain telah bergabung dengan kerabat mereka di sepanjang perbatasan, kata Menteri Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja dan Layanan Masyarakat Prisca Mupfumira.
Ia mengatakan melalui telepon kepada Xinhua -- di Jakarta, Jumat (3/1) malam -- semua 651 migran itu tinggal di Kamp Pengungsi Tongogara di bagian tenggara negeri tersebut, tempat tinggal 10.000 lagi pengungsi Afrika dari negara seperti Republik Demokratik Kongo, Burundi dan Ethiopia.
Menteri itu mengatakan karena bertambahnya jumlah pengungsi Mozambik, Zimbabwe sejak itu telah terlibat dengan mitra pembangunan termasuk Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) untuk menilai keperluan makanan, pakaian dan keperluan dasar lain.
Kantor Organisasi Internasional bagi Migrasi di Zimbabwe mengatakan organisasi tersebut hanya menawarkan bantuan untuk pengungsi Mozambik awal tahun lalu dalam tahap awal krisis sebelum UNHCR mengambil-alih.
"Saat ini, tak ada yang bisa kami lakukan untuk membantu. Kami hanya membantu pada tahap awal, ketika orang mulai tiba dari Mozambik sebelum UNHCR mengambil-alih," kata organisasi itu. "Namun, kami tetap melanjutkan koordinasi dan jika ada jurang pemisah yang memerlukan bantuan, maka kami menawarkan bantuan," kata seorang pejabat organisasi tersebut.
Mozambik telah menyaksikan meningkatnya ketegangan antara kelompok oposisi Gerakan Perlawanan Nasional Mozambik (RENAMO) dan pasukan pemerintah dalam beberapa tahun belakangan.
Serangkaian operasi militer dengan tujuan melucuti anggota milisi RENAMO pada penghujung 2015 telah mengakibatkan merebaknya kembali kerusuhan politik sejak awal 2016. Kerusuhan itu telah menewaskan, melukai dan membuat banyak orang Mozambik meninggalkan tempat tinggal mereka serta menghancurkan prasarana umum.