Senin 06 Feb 2017 12:18 WIB

Teror Kebakaran Resahkan Warga Sleman

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
Kebakaran
Kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Teror kebakaran yang terjadi kemarin (5/2) meresahkan warga Sleman Barat, terutama korban pemilik rumah yang menjadi sasaran. Pasalnya, meski hanya mengakibatkan kerugian kecil, peristiwa tersebut bisa membahayakan warga.

"Ya yang terbakar memang hanya kayu, kalau dihitung paling Rp 100 ribu atau Rp 200 ribu. Tapi kalau apinya membesar dan masuk ke dalam rumah kan bahaya, bisa merembet kemana-mana," tutur Purwadi (54) saat ditemui di rumah mertuanya yang menjadi korban teror di Mejinglor RT03 /RW03 Ambarketawang, Gamping, Senin(6/2).

Adapun bagian rumah yang terbakar adalah halaman tempat menyimpan kayu bakar yang berdempatan langsung dengan kamar mandi dan menghadap ke jalan kampung. Saat kebakaran terjadi pada pukul 16.30, di rumah hanya ada mertua Purwadi yang berusia lebih dari 70 tahun.

Ketika api membesar, warga pun langsung berbondong-bondong memadamkannya. Lalu memanggil Pemadam Kebakaran (Damkar) Sleman. Sekitar 30 menit, barulah kobaran api bisa dihilangkan.

Kecurigaan teror pun semakin kuat, ketika Damkar diketahui baru memadamkan api beberapa menit lalu di lokasi yang tidak begitu jauh. Bahkan menurut Purwadi, usai kebakaran di rumah mertuanya berhasil dipadamkan, kejadian serupa malah terjadi di rumah milik Pemred Bernas Yogyakarta, Putut Wiryawan yang jaraknya hanya 400 meter.

"Sepertinya memang ada unsur kesengajaan (kebakaran). Karena kata warga, ada orang yang berkeliaran tidak lazim di sekitar sini pakai motor bebek," kata pria yang merupakan Rektor Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta itu menjelaskan.

Di tambah lagi, di sekitar lokasi kebaran sama sekali tidak ada unsur pemantik api. Ia mengatakan, berdasarkan keterangan warga, api muncul dari bawah tumpukan kayu. Bukan dari atas.

Sebelum kebakaran terjadi di rumah mertua Purwadi, seseorang yang mencurigakan juga terlihat berusaha membakar kandang ayam yang berhimpitan dengan bekas posko pemenangan Jokowi pada Pilpres 2014 lalu. Di mana lokasinya juga hanya berjarak kurang dari 300 meter dari rumah mertua Purwadi. Kandang ayam di belakang rumah tersebut rupanya milik keluarga Wapimred Kompas, Trias Kuncahyono.

Sementara itu, korban kebakaran lainnya, Putut (58) mengatakan, saat kejadian berlangsung pada pukul 17.30 hanya ada sang istri di rumah. "Memang tercium bau asap menyengat. Tapi istri tidak curiga, karena dikira ada orang lagi bakar sampah," katanya saat ditemui di lokasi bekas kebakaran, Jalan Durian Nomor 1, Menjingkidul, Ambarketawang, Gamping.

Namun tak beberapa lama orang-orang berdatangan ke rumahnya untuk memadamkan api. Istri Putut pun kaget, karena tidak menduga gudang penyimpanan barang bekas di halaman rumahnya akan terbakar.

Sebab di sekitar area tersebut sama sekali tidak ada faktor pemicu kebakaran. Beruntung api bisa dipadamkan dalam waktu 15 menit oleh Damkar Sleman yang baru selesai memadamkan api di rumah mertua Purwadi. Namun setelah itu, kebakaran baru terjadi lagi di lokasi lain yang berjarak 1,5 km.

Sama seperti di rumah mertua Purwadi, Putut pun tidak menemukan benda-benda mencurigakan pemantik api. Namun ia mendapat laporan dari tetangga bahwa sebelum kejadian, ada orang menggunakan motor bebek berkeliaran di dekat rumahnya.

"Sepertinya memang ada unsur kesengajaan untuk menyebar keresahan di masyarakat," kata pria yang juga menjabat Wakil Ketua DPD Partai Demokrat DIY itu menjelaskan. Maka itu ia pun segera melaporkan kejadian tersebut pada polisi.

Baik Purwadi maupun Putut sama sekali tidak mencurigai pihak manapun sebagai pelaku teror. Sebab mereka merasa tidak memiliki musuh. Namun begitu, keduanya menyayangkan peristiwa tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement