REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Pemuda dan Olahraga menggelar acara diskusi rutin kemisan (Kumis Kemenpora) di gedung Kemenpora, Kamis (15/1). Acara diskusi kali ini bertemakan "Meraup Prestasi Diajang Internasional." Alasan dipilihnya tema tersebut karena prestasi olahraga Indonesia saat ini sedang terpuruk.
Menurut pengamat olahraga, Fritz Simanjuntak yang diundang dalam acara diskusi tersebut, faktor utama untuk membantu meningkatkan prestasi olahraga yaitu dengan membangun sport center. Saat ini, Indonesia sangat minim dalam hal sarana dan prasarana. Sebagai contohnya, baru ada satu sport center yang ada di Indonesia, yaitu Senaya.
"Sungguh memalukan, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 dan masih menggunakan stadion yang sudah berumur 60 tahun (Senayan)," ujar Fritz kepada Republika, Kamis (15/1).
Selain itu, menurut Frizt ada dua produk olahraga yang harus diperhatikan, yeng pertama adalah event kompetisi dan kualitas atlet. Di zaman yang telah berkembang seperti ini, event yang paling tepat untuk dibuat adalah event yang memiliki nilai jual. Cabang olahraga di Indonesia yang mempunyai nilai jual tinggi baru ada tiga. Yaitu Bulu tangkis, Basket, dan Sepakbola. Mereka memiliki nilai jual karena banyak memiliki event.
Fungsi dari sport center itu sendiri sebagai tempat pemusatan pelatihan nasional (Platnas). Jika tidak ada Platnas, bagaimana para pelaku olahraga bisa berlatih dengan sarana dan prasarana yang memadai. Target pun tidak akan tercapai karena cara belatih atlet sangat mempengaruhi kualitasnya.
"Apa pun proses pembinaan yang dilakukan, itu tidak akan tercapai maksimal tujuannya jika kita tidak punya Platnas yang memiliki fasilitas sport science, rumah sakit, dan alat monitoring atletnya," kata Fritz.