Selasa 01 Dec 2015 18:13 WIB

OCA Tolak Palembang, KOI: Kami akan Jelaskan

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Didi Purwadi
Logo Asian Games 2018 ditampilkan saat peringatan Haornas 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (9/9).
Foto: Republika/ Wihdan
Logo Asian Games 2018 ditampilkan saat peringatan Haornas 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Olimpiade Indonesia (KOI) tetap menghendaki Asian Games 2018 digelar di dua kota. Bahkan, badan penyelenggara pesta olah raga internasional itu menginginkan provinsi-provinsi yang maju di Indonesia terlibat dalam hajatan multievent terbesar di Benua Asia tersebut.

Wakil Sekertaris Jenderal (Wasekjen) KOI, Dasril Anwar mengatakan, Asian Games tetap direncanakan untuk digelar di DKI Jakarta dan Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Adapun menanggapi adanya penolakan dari Komite Olimpiade Asia (OCA), Dasril mengatakan itu lantaran badan tertinggi olah raga di Benua Asia itu belum menerima penjelasan lengkap dari KOI.

"Ini masalah komunikasi saja," kata Dasril saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (2/12). "Masih ada ruang untuk negosiasi (agar OCA menerima)," sambung dia.

Meski begitu, dia menambahkan, penolakan OCA tersebut akan menjadi prioritas pembahasan di KOI untuk segera menyusun alasan mengapa Asian Games di Indonesia harus dilaksanakan di dua kota. "Kalau mau, semua provinsi pun harusnya bisa jadi tuan rumah," ujar Dasril.

OCA menyatakan keberatan dengan cara pelaksanaan Asian Games di Indonesia yang terdesentralisasi. Direktur Departemen Asian Games OCA, Haider Farman, Ahad (29/11) mengatakan, Asian Games harus dilaksanakan hanya di DKI Jakarta.

OCA beralasan, jarak antara ibu kota dan Kota Palembang, yang membuat mobilisasi atlet peserta Asian Games tak efisien.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement