REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX masih menunggu kebijakan dari KONI soal pelaksanaan babak kualifikasi cabang sepak bola yang belum berjalan karena konflik PSSI-Kemenpora.
"Kami di bidang pertandingan PB PON berada di bawah KONI Pusat, jadi kami menunggu keputusannya," kata Kabid Pertandingan PB PON Ucup Yusup di Bandung, Jawa Barat, Rabu (9/12).
Tertundanya babak kualifikasi sepak bola PON ini, kata Ucup, bisa mengganggu alur kerja PB PON yang seharusnya Januari dan Februari nanti sudah mendapat data-data peserta semua cabang olahraga.
"Desember ini semua cabang sudah menyelesaikan babak kualifikasi, yang belum hanya sepak bola," katanya.
Biasanya pertandingan kualifikasi sepak bola PON dilaksanakan oleh PSSI, namun saat ini badan sepak bola nasional ini sejak Juli lalu masih dibekukan oleh Kemenpora, sehingga segala kegiatannya tidak diakui.
Sejumlah pertandingan kualifikasi tidak bisa dilanjutkan karena adanya pembekuan tersebut.
Ucup mengharapkan kisruh ini dapat teratasi dan PB PON pun dapat merancang jadwal pertandingan untuk PON XIX September 2016.
"Yang jelas cabang sepak bola harus tetap melalui babak kualifikasi. Tidak mungkin PB PON menerima semua tim langsung. Biayanya dan waktunya tidak cukup," kata Ucup.
PB PON telah menjadwalkan pertandingan sepak bola berlangsung 12 hari. Menurut dia, jika yang diloloskan 16 tim masih memungkinkan. Namun jika semua 33 provinsi diloloskan tanpa kualifikasi, PB PON sulit melaksanakannya.
PON XIX/2016 di Jawa Barat akan mempertandingkan 44 cabang olahraga, ditambah eksibisi sembilan cabang olahraga. Jumlah tersebut lebih banyak dari PON sebelumnya di Riau tahun 2012. Cabang olahraga tambahan yang dimainkan di PON 2016 adalah kriket, berkuda, drumband, hoki dan dansa.