REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Indonesia Terbuka 2017 akan dihelat di venue baru, yaitu Plenary Hall Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta. Arena ini dapat memunculkan kendala bagi pebulu tangkis Indonesia.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI Susy Susanti mengatakan venue Indonesia terbuka kali ini justru berbeda karena menggunakan gedung serba guna yang dialihfungsikan sebagai lapangan bulu tangkis. Selain itu, para pebulu tangkis sudah terbiasa dengan Istora, arena yang biasanya digunakan untuk penyelenggaraan Indonesia Terbuka setiap tahunnya.
Karena itu, Susy pun mengakui venue ini dapat menjadi salah satu kendala bagi pemain Indonesia. “Sebetulnya memang perbedaan lapangan sedikit mempengaruhi karena kita kan belum terbiasa,” kata Susy kepada Republika, Kamis (8/6).
Namun, Susy memastikan, tim akan beradaptasi secepat mungkin meski waktu yang tersisa sudah semakin sempit. Dia menuturkan, atlet akan beradaptasi dengan lokasi pertandingan menjelang Indonesia Terbuka 2017 digelar pekan depan. “Kami adaptasi untuk mengetahui bagaimana arah angin dan kemana arah lampu dan hal lain yang mempengaruhi pertandingan,” ujar dia.
Indonesia Terbuka biasanya digelar di Istora Senayan. Namun, arena itu sedang dalam tahap perbaikan untuk penyelenggaraan Asian Games 2018.
Turnamen Superseries dengan hadiah tertinggi ini bakal dihelat mulai 12 Juli hingga 18 Juli mendatang. Indonesia Terbuka 2017 berhadiah total 1 juta dolar AS.
Indonesia hanya menargetkan satu gelar pada Indonesia Terbuka 2017 lewat sektor ganda putra dengan andalan baru Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Meski begitu, sektor ganda campuran sudah diperkuat kembali oleh peraih medali emas Olimpiade 2016, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad, dan Praveen Jordan/Debby Susanto. PBSI juga berharap sektor lain bisa menyumbang gelar.