REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum INASGOC-Asian Games Erick Thohir membahas isu doping pada Asian Games 2018 bersama dengan perwakilan Olympic Council of Asia (OCA) Medical Services Committee & Anti-Doping Commision. Pertemuan kedua belah pihak terselenggara pada 4-7 Agustus.
"Kami menjalankan berbagai upaya dan strategi agar isu doping tidak terjadi di Asian Games 2018," jelas Erick dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (5/8).
Erick memperlihatkan kesiapan timnya dalam menangani masalah medis yang muncul saat games times sekaligus menangkal penggunaan doping dengan menyodorkan pedoman yang telah disusun INASGOC-Asian Games kepada OCA Medical Services Committee and Anti-Doping Commission.
Dengan begitu, lembaga tersebut dapat memonitor kesiapan pihak penyelenggara mengenai perencanaan pelayanan medis dan antidoping.
"Nantinya, Departemen Medical Services and Anti-Doping bertugas melayani kesehatan Asian Games family, mulai dari atlet, panitia, dan para pendukung. Mereka juga yang akan melakukan tes doping untuk atlet," jelas Erick.
Layanan kesehatan Asian Games akan tersedia di medical station, medical center, dan poliklinik. Medical station akan menjadi tempat pertolongan pertama bagi Asian Games family yang mengalami gangguan kesehatan.
Sementara itu, rencananya, Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) akan bekerja sama dengan National Anti-Doping Organization (NADO) untuk mengontrol penggunaan doping selama Asian Games 2018. Kerja sama ini diguliran karena Indonesia belum memiliki laboratorium doping yang terakreditasi WADA.
"Oleh karena itu, untuk pesta olahraga Asia tahun depan itu, Medical & Doping Control INASGOC meminta bantuan dari laboratorium doping terakreditasi di India tersebut," kata Erick.