REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satria Muda Britama menjadi tim pertama yang memastikan satu tempat di Grand Final IndiHome National Basketball League (NBL) Indonesia 2015. Kemenangan 48-45 atas Stadium dalam laga semifinal Championship Series NBL di Hal Basket Senayan, Kamis (7/5), menggaransi tiket ke partai puncak.
Akan tetapi kemenangan tak diraih dengan mudah. Satria Muda harus berjuang ekstrakeras untuk menjungkalkan lawannya yang tampil ngotot. Pelatih Saria Muda, Cokorda Raka Satrya Wibawa bahkan mengaku was-was karena timnya sempat tertinggal pada kuarter keempat setelah memimpin selama tiga kuarter.
"Kami bersyukur. Bisa dibilang kami beruntung. Mereka mampu mengimbangi kami. Salut buat Stadium," kata Wiwin, panggilan Cokorda memuji lawannya yang sebelumnya membuat kejutan menumbangkan juara bertahan Aspac 67-65.
Penonton disuguhi buruknya offense kedua tim sejak awal. Namun di sisi lain, acungan jempol kepada kedua tim yang bertahan amat ngotot sejak awal hingga akhir.
Satria Muda memimpin 10-7 pada kuarter pertama, 21-16 saat halftime, dan 34-29 pada perempat ketiga. Namun Stadium yang tak mau menyerah begitu saja berhasil membalikkan keadaan menjadi 43-42 pada sisa waktu satu menit 26 detik, lewat tembakan tiga angka Wijaya Saputra. Pendukung Stadium yang memenuhi Hal Basket Senayan pun bersorak girang.
Namun Satria Muda merespons lewat Vamiga Michel yang juga memasukkan tembakan tiga angka. Kemudian Arki Dikania Wisnu menambah dua poin. Center Stadium Valentino Wuwungan memperkecil ketertinggalan menjadi 45-47 lewat sebuah under ring dengan waktu 13 detik tersisa.
Stadium mencoba menerapkan strategi sacrifice foul tapi gagal akibat tak mampu mengamankan rebound ketika tembakan bebas kedua Erik Sebayang tidak masuk. Para pemain asuhan Andre Yuwadi hanya bisa tertunduk menyaksikan Satria Muda memenangkan laga.
Kedua tim bermain dengan akurasi buruk. Stadium mencatatkan persentase tembakan dua angka sebesar 23 persen. Hanya sembilan tembakan yang masuk dari 36 percoban. Untungnya akurasi tembakan tiga angka lebih baik, yakni 40 persen. Delapan dari 20 percobaan tiga angka Stadium menghasilkan poin.
Sebaliknya Satria Muda mencatatkan persentase 31 persen di dua angka, dengan memasukkan 14 kali dari 45 percobaan. Namun akurasi tiga angka Satria Muda hanya 20 persen dengan memasukkan tiga tembakan dari 15 percobaan.
Yang menjadi pembeda di laga ini adalah tembakan bebas. Satria Muda memasukkan 11 dari 23 tembakan bebas. Sementara Stadium hanya bisa memasukkan tiga tembakan dari 10 percobaan.
“Tidak ada yang disayangkan dari kekalahan ini, karena kami sudah bermain bagus. Setiap pemain yang diturunkan di game ini semuanya siap, dan memberikan yang terbaik,” ujar pelatih Stadium Andre Yuwadi.