REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pabrikan sepeda motor menantikan kehadiran balapan Dunia MotoGP di pasar negara berkembang Asia Tenggara. Desainer sirkuit kondang asal Jerman, Hermann Tilke optimistis Indonesia bisa menjadi tuan rumah perhelatan balapan kelas primer itu pada 2019.
Tilke melalui perusahaannya Tilke GmbH & Co menjadi pemegang proyek pembangunan pengembangan Sirkuit Jakabaring di Palembang untuk kegiatan Asian Games. Sirkuit ini dinilai sangat layak menjadi lintasan MotoGP. ROLers, berikut petikan wawancara bersama Tilke, dilansir dari Speedweek, Rabu (20/9).
T: Benarkan Indonesia siap menghelat MotoGP 2019?
J: Palembang kini tengah membangun landasan pacu sepanjang 4.311 kilometer (km) untuk Asian Games yang berlangsung Agustus-September 2018. Jalan ini menghubungkan mulai dari bandara, pusat kota, sampai ke daerah-daerah. Anda bisa menggunakan kereta monorail untuk mengakses bandara atau pusat kota.
Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan juga ingin meningkatkan potensi pariwisatanya dengan cara ini. Lintasan ideal untuk MotoGP setidaknya 4.276 km yang mencakup tiga lajur, waktu putaran motor satu menit dan 30 detik, atau rata-rata kecepatan motor 172 km per jam. Palembang adalah kota terbesar kedua di Pulau Sumatra setelah Medan. Palembang juga salah satu kota tertua di Asia Tenggara, terletak di pinggir Sungai Musi. Hal ini menjadikan Palembang masuk enam besar kota di Indonesia, setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan Semarang.
T: Apa kesulitan membangun sirkuit baru ini?
J: Masalahnya adalah kontur tanahnya yang rawa. Tanahnya harus ditimbun dulu supaya tidak terendam saat banjir. Ini membuat pekerjaan kami sedikit sulit. Meski demikian, kami sudah dalam rencana eksekusi. Beberapa arsitek sudah terbang ke Singapura usai Formula-1 untuk melakukan pembicaraan teknis lebih lanjut.
T: Seberapa besar peluang Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP 2019?
J: Saya bisa katakan saat ini sudah siap. Indonesia juga sudah bernegosiasi dengan bos Dorna, tapi mereka belum menandatangani kontrak apapun.
T: Apakah GP 2019 itu realistis?
J: Ya, 2019 itu realistis. Entah itu 2019 atau 2020, saya tak bisa memastikannya. Namun, dari sisi kami sebagai kontraktor yang membangun, 2019 itu realistis.
T: Sentul ditolak?
J: Kami sebenarnya sudah membuat konsep bangunan baru Sentul. Namun, Palembang lebih cepat merealisasikannya.
T: Anda juga sedang membangun trek baru di Kazakhstan. Apakah ini juga bisa menjadi sirkuit baru MotoGP?
J: Kami sudah lama berada di Kazakhstan. Sirkuit ini pastinya tidak mendukung Formula-1, namun untuk MotoGP masih mungkin. Tapi, apakah mereka sudah ada kontrak dengan Dorna, saya tak bisa memastikannya.