REPUBLIKA.CO.ID, PHILLIPISLAND -- Johann Zarco sama sekali tak kecewa karena gagal naik podium di Phillip Island, Australia akhir pekan lalu. Dia hanya finis keempat pada balapan MotoGP karena disalip di menit-menit terakhir oleh Maverick Vinales.
Pembalap Yamaha Tech-3 ini sangat disoroti sebagai rider paling tangguh di Australia. Zarco sempat memimpin di barisan satu melawan motor pabrikan utama selevel Honda dan Yamaha.
"Rasanya hebat, saya bisa berjuang dan menyalip. Saya memimpin beberapa saat dan ini tak pernah saya alami sebelumnya dalam hidup saya. Bertarung dengan kecepatan seperti kemarin rasanya luar biasa," kata Zarco, dilansir dari Motorsport, Rabu (25/10).
Zarco sempat optimistis bisa mendapat tempat kedua saat menyadari dirinya sangat dekat dengan Valentino Rossi. Sayangnya the Doctor sangat ahli menutup garis balapnya dan tak memberi kesempatan pada pembalap lain.
"Dia (Rossi) sangat berpengalaman," kata Zarco.
Zarco menyebut balapan di Australia mengingatkannya pada duel Moto3 berkecepatan tinggi. Dia mengaku ada beberapa momen yang membuat jatungnya berdegup kencang, seperti momen motornya menyeruduk bagian belakang motor Marquez.
"Maverick menyalip Marquez di turn empat di saat kami sama-sama dalam kecepatan tinggi. Marquez, kita tahu dia kuat di tikungan dan kecepatannya juga bagus, sehingga tak mungkin melambat, dan akhirnya saya harus menyenggolnya," ujar Zarco.
Setelah Zarco menyenggol Marquez, Baby Alien melakukan hal sama pada Rossi di Southern Loop. Andrea Iannone sempat menyenggol Zarco di turn enam, bahkan Cal Crutchlow juga menyentuh lutut Zarco.
"Kita semua adalah pejuang dan kita harus terus berjuang," kata Zarco.
Keberhasilan Zarco di tempat keempat memastikan statusnya sebagai Rookie of The Year musim ini. Ini adalah penghargaan mutlak yang diraihnya setelah rekan satu timnya, Jonas Folger absen di dua balapan terakhir karena sakit.