Sabtu 17 Sep 2016 17:33 WIB

Pembukaan PON, Wartawan Kecewa Botol Minum Disita

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Israr Itah
19 atlet nasional legenda akan turut memeriahkan prosesi pembukaan PON XIX 2016. (Foto: Rakhmawaty La'lang)
Foto: Rakhmawaty La'lang
19 atlet nasional legenda akan turut memeriahkan prosesi pembukaan PON XIX 2016. (Foto: Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Wartawan peliput pembukaan PON XIX/2016 di Stadion GBLA, kecewa dengan sejumlah aturan yang diberlakukan panitia. Yakni, mulai dari pintu dipingpong saat akan masuk ke tribun khusus media, sampai larangan membawa minuman dalam kemasan botol.

Padahal, di dalam ‎stadion tidak ada minuman dan makanan. Jadi, hampir semua wartawan sengaja membawa banyak bekal minuman. Karena, mereka sudah berkumpul sejak pukul 14.00 WIB. Sementara, upacara pembukaan digelar pada pukul 20.00 WIB  

Saat melalui pintu pemeriksaan, ribuan botol mineral kemasan diambil oleh petugas. Bahkan, botol minum pun ikut disita padahal harganya cukup lumayan.

"Kami menunggu lama di sini. Masa kami enggak boleh bawa bekal minum? Ini berjam-jam bisa kehausan," ujar salah satu wartawan Yuli Saputra kepada Republika.co.id, Sabtu (17/9).

Menurut Yuli, semua undangan tak boleh membawa minuman kemasan maupun tempat minum. Alasan panitia, karena khawatir botol air minum tersebut dilempar-lempar ke arena pertunjukkan.

"Kami kan cuma mau liputan, enggak mungkin lempar-lempar botol minum. Bagaimana kalau di dalam stadion kami dehidrasi?" katanya.

Hal senada diungkapkan salah seorang Apun. Ia kecewa karena larangan membawa minum  dalam kemasan botol. Karena, ada kekhawatiran penonton termasuk wartawan melakukan aksi pelemparan ke arah lapangan.

"Masa wartawan melakukan hal seperti itu. Aturan itu wajar sih diberlakukan kepada Bobotoh saat pertandingan Persib‎. Tapi ini pembukaan PON," kata wartawan radio ini. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement