REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Tim Indonesia mengharapkan merebut Thomas seperti tahun 2000 terulang kembali saat mereka bertemu lagi dengan tim China di final Piala Thomas, Minggu (16/5). Namun, satu-satunya pemain yang mengalami keberhasilan 10 tahun lalu itu, Taufik Hidayat, mengatakan, situasi saat ini berbeda dengan dulu ketika Indonesia mempunyai banyak pilihan pemain.
"Saat itu kita sedikit lebih unggul dari China, punya banyak pilihan pemain baik di tunggal maupun ganda. Sekarang, sejak 2004 tunggalnya selalu saya, Sony dan Simon," katanya. Pemain peringkat lima dunia itu mengatakan, Kondisi saat ini terbalik karena China yang mempunyai pilihan pemain lebih banyak.
Untuk final melawan China, Minggu, tim Indonesia kemungkinan akan menurunkan susunan pemain yang sama dengan mereka yang turun di semifinal menyusul keraguan atas kebugaran Sony Dwi Kuncoro. Meski demikian, usai latihan Sabtu pagi, pelatih tunggal putra Agus Dwi Santoso mengatakan, masih tersisa satu hari untuk memantau perkembangan cedera Sony yang diistirahatkan sejak pertandingan perempat final.
Jika Indonesia memilih menurunkan tim semifinal, Simon yang mengalami kekalahan dari pemain Jepang Sho Sasaki di semifinal akan kembali dipasang sebagai tunggal kedua. Sementara Taufik Hidayat, yang pada final 2000 menjadi penentu kemenangan tim Indonesia atas China, kali ini kemungkinan besar diharapkan menjadi pembuka poin bagi tim.
"Menjadi penentu dan pembuka sama saja tekanannya. Jika bermain bagus dan menyumbang poin akan memberi pengaruh yang baik bagi seluruh tim, sebaliknya jika tampil buruk, beban bertambah karena akan memikirkan bagaimana partai-partai selanjutnya," ujar Taufik. Namun ia memastikan tidak akan membuat tekanan tersebut sebagai beban yang mengganggu permainannya.
Sebagai tunggal pertama, Taufik kemungkinan besar akan bertemu juara Olimpiade Beijing Lin Dan. Meski belakangan ini selalu kalah dari pemain China tersebut, Taufik berharap keberhasilannya pada turnamen besar mengalahkan pemain peringkat dua dunia itu dapat terulang.
"Pada beberapa turnamen besar saya bisa menang. Mudah-mudahan kali ini bisa menang lagi, kalau pun kalah, kalahnya tidak mudah," kata Taufik saat ditemui usai berlatih bersama tim Indonesia lainnya. Taufik mencatat dua kemenangan besar atas Lin Dan yakni pada final Kejuaraan Dunia 2005 dan Asian Games 2006.
Namun dari sekian banyak pertemuan mereka, Lin Dan memenangi lima pertemuan terakhir mereka. Yang terbaru terjadi di Prancis Terbuka 2009 saat juara Olimpiade Athena tersebut kalah 6-21, 15-21.
Mental
Sementara itu pada sektor ganda, pelatih Sigit Pamungkas mengatakan, pada pertandingan final yang paling penting bukanlah kemampuan teknis dan fisik, melainkan mental. "Walaupun teknik dan fisiknya bagus, tetapi mentalnya tidak kuat, dia tidak akan bisa bermain dengan baik di lapangan," katanya.
Oleh karena itu, Sigit akan berbicara dengan keenam pemain ganda untuk menentukan siapa yang paling siap bertanding. Berdasarkan catatan pertemuan (head-to-head), pasangan juara Olimpiade Beijing Markis Kido/Hendra Setiawan, kemungkinan akan dipasang sebagai ganda pertama menghadapi Fu Haifeng/Cai Yun.
Menurut catatan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), rekor pertemuan kedua pasangan imbang 3-3, tetapi pasangan Indonesia memenangi dua pertemuan terakhir di Hong Kong Super Series 2007 dan Olimpiade Beijing 2008.
Untuk ganda kedua, ada tiga pemain yang sudah cukup berpengalaman sebagai pilihan, yakni Nova Widianto, Alvent Yulianto dan Hendra Aprida Gunawan. Sementara itu, tim China sejenak melakukan latihan di lapangan pertandingan sebelum final Piala Uber digelar, Sabtu. Setelah itu, Lin Dan dan kawan-kawan berlatih di lapangan pemanasan di Putra Stadium.
Usai timnya kalah pada final Piala Uber, manajer tim China Li Yongbo mengatakan, timnya siap menghadapi Indonesia di final Piala Thomas. Berikut ini prakiraan tim Indonesia melawan China pada final Piala Thomas di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (16/5):
Indonesia v China
Tunggal pertama: Taufik Hidayat v Lin Dan
Ganda pertama: Markis Kido/Hendra Setiawan v Fu Haifeng/Cai Yun
Tunggal kedua: Simon Santoso v Chen Jin
Ganda kedua: Nova Widianto/Mohammad ahsan v Guo Zhendong/Xu Chen