REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Petenis China, Li Na, memohon kepada para pendukungnya di China agar mereka tidak berharap terlalu tinggi kepadanya. Karena, hal itu justru akan memberikan beban berat yang mesti dipikulnya.
Li Na, yang baru saja tampil sebagai juara grand slam Perancis Terbuka tiga minggu lalu, secara mengejutkan tersingkir di babak kedua Wimbledon pada Kamis (23/6). Li Na kalah 6-3, 4-6, dan 6-8 dari petenis wildcard asal Jerman, Sabine Lisicki. Li Na, yang pernah melangkah sampai babak perempat final Wimbledon 2006, diunggulkan di peringkat ketiga.
Li Na mengatakan bahwa sudah waktunya petenis China lainnya, terutama petenis kelompok putra, mengikuti langkahnya. China saat ini memiliki empat petenis putri yang bercokol di peringkat 100 besar dunia. Sementara, prestasi tertinggi di kelompok putra hanyalah peringkat 348 yang ditempati Bai Yan.
Li menegaskan bahwa ia sebenarnya sudah tahu alasannya mengapa petenis putra China tidak kunjung berprestasi di tingkat internasional. "Malas. Petenis putri bisa berprestasi. Tapi, saya harap petenis putra suatu saat juga bisa berkembang," katanya.
Petenis berusia 29 tahun itu, yang saat ini bercokol di peringkat empat dunia, menambahkan bahwa ia merasa yakin bahwa petenis muda berbakat China bisa mengikuti langkahnya. Tapi, mereka harus mengembangkan gaya mereka masing-masing. "Setiap orang punya gaya sendiri-sendiri. Saya tidak ingin mereka meniru gaya saya. Saya ingin mengatakan bahwa saya yakin suatu hari mereka bisa lebih baik dari saya. Jadi, mereka tidak harus meniru saya," katanya.