Kamis 24 May 2012 20:02 WIB

Taufik Hidayat: Tim Thomas tidak Kompak

 Tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, menyeka keringat saat bertanding melawan tunggal putra Jepang, Kenichi Tago, pada pertandingan babak perempat final di ajang final Piala Thomas dan Uber 2012 di Wuhan Sports Center, Wuhan, Cina, Rabu (23/5).
Foto: Antara/Zarqoni
Tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, menyeka keringat saat bertanding melawan tunggal putra Jepang, Kenichi Tago, pada pertandingan babak perempat final di ajang final Piala Thomas dan Uber 2012 di Wuhan Sports Center, Wuhan, Cina, Rabu (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Tunggal putra Tim Thomas Indonesia, Taufik Hidayat terus terang mengaku sangat prihatin dengan kondisi tim Thomas Indonesia yang tidak kompak. Hasilnya, Merah Putih untuk pertama kalinya secara menyakitkan tersingkir di babak perempatfinal setelah kalah 2-3 atas Jepang di Wuhan Sport Center Gymnasium Wuhan, Cina, Rabu (23/5) kemarin.

Taufik yang ditemui di lobi Hotel New World beberapa saat sebelum kembali bertolak ke Jakarta, Kamis (24/5) juga mempertanyakan komitmen para pemain yang ada di dalam tim. "Kalau boleh berkata jujur, saya ingin mengatakan tim (Piala Thomas) memang tidak kompak dan kenyataan memang begitu. Saya juga sangat prihatin dan ingin mempertanyakan komitmen teman-teman untuk berjuang membela tim nasional," kata peraih medali emas Olimpiade 2008 itu.

Taufik kemudian memberikan contoh pasangan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan yang meninggalkan Pelatnas dan bermain di sebuah pertandingan eksibisi di Manokwari --pertandingan yang disebut sebagai ajang 'tarkam' (antarkampung)--. "Kita semua berkumpul untuk latihan bersama di Pelatnas, tapi Kido dan Hendra malah pergi ke Papua. Disana ia latihan sama siapa? Sebagai pemain kelas dunia yang sedang mempersiapkan diri di pelatnas, ia harus menjaga kebersamaan," sebut menantu Menteri Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Linda Amalia Sari Gumelar itu.

Juara dunia 2005 itu juga mengakui, ia merasa serba salah dengan kondisi yang ada dalam dunia bulu tangkis nasional, terutama di bagian putra. Pebulutangkis 30 tahun itu sebenarnya sudah lelah dan ingin segera pensiun sebagai anggota tim nasional, dan ingin memberikan peluang kepada pemain yang lebih muda demi tercapainya regenerasi.

Namun kenyataan yang terjadi, para pemain muda belum ada yang mampu berprestasi dan masih kalah dibanding pemain senior. Dan diakuinya, dengan berat hati ia harus kembali turun ke lapangan. "Saya merasa dalam posisi serba salah. Kalau saya menolak ikut nanti saya dianggap sombong dan tidak nasionalis. Tapi sebaliknya pemain muda belum ada yang muncul untuk menggantikan posisi pemain senior, akhirnya saya lagi yang dipanggil," katanya.

Seperti halnya pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan, Taufik juga sudah tidak menjadi anggota Pelatnas di Cipayung karena memilih jalan sendiri sebagai pemain profesional. "Tapi anehnya, saya tidak mendapat bantuan dari Kantor Menpora dengan alasan saya bukan anggota Pelatnas. Seharusnya saya kan juga dapat hak yang sama. Mungkin sebenarnya ada bantuan untuk saya, tapi ada orang yang mengginikan," kata Taufik sambil menirukan gerakan menggunting dengan tangan.

Taufik juga mengritik pengurus yang juga dianggapnya tidak kompak dan suka menerapkan aturan yang aneh-aneh. "Contohnya pengurus melarang saya membawa teman saya, Alamsyah sebagai lawan tanding di Pelantas sementara. Tapi dilain pihak pengurus justru mendatangkan lawan tanding asal Hongkong," katanya.

Melihat kondisi yang ada dalam kepengurusan PBSI, Taufik menegaskan, ia tidak akan bersedia lagi dipanggil untuk tampil di Piala Thomas. "Saya tidak mau main lagi di Piala Thomas mendatang, meski ranking saya masih tetap lebih tinggi dibanding pemain lain," katanya.

Secara terpisah, Markis Kido menanggappi kritik Taufik terhadap dirinya. Ia menegaskan tidak merasa telah merusak kebersamaan dalam pelatnas karena ia juga punya agenda sendiri. "Saya kan bukan pemain Pelatnas, jadi boleh saja saya pergi ke Papua karena acara itu sudah diagendakan sebelumnya. Lagi pula saya hanya lima hari disana dan tidak berpegaruh terhadap program latihan," katanya membela diri.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement