REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Tono Suratman mengharapkan, kegagalan tim Indonesia pada ajang Piala Thomas dan Uber 2012 menjadi cambuk untuk bersiap tampil lebih baik di Olimpiade 2012 di London, Inggris. Untuk itu, Tono menyatakan perlunya sebuah evaluasi.
"Kegagalan tim Indonesia di Piala Thomas dan Uber seharusnya menjadi cambuk bagi prestasi bulu tangkis nasional pada event-event mendatang. Kita harus lakukan evaluasi secara menyeluruh untuk menghadapi event berikutnya," ujarnya di Jakarta, Kamis (24/5).
Ia mengaku kecewa dengan kegagalan yang dicapai tim Thomas dan Uber Indonesia yang takluk di babak perempatfinal di tangan Jepang. Tim Thomas dan Uber Indonesia kalah dengan skor sama, 2-3 dari Jepang. Ia mengatakan, evaluasi menyeluruh harus segera dilakukan, termasuk persiapan menghadapi Olimpiade London pada 27 Juli-12 Agustus.
Kegagalan tersebut merupakan pukulan telak dan baru kali pertama dialami kontingen Indonesia pada ajang bergengsi tersebut. Ia mengatakan, KONI ikut bertanggung jawab atas kegagalan. Sejumlah pihak terkait akan dipanggil untuk keperluan evaluasi.
"Kegagalan ini merupakan suatu keprihatinan bagi kami dalam membangun bulu tangkis, karena kita tahu bulu tangkis merupakan olah raga unggulan. Baru kali ini kita mengalami kegagalan seperti ini," ujarnya.
Sebagai langkah evaluasi, Tono akan memanggil Ketua Umum PB PBSI serta para pelatih untuk meninjau proses seleksi atlet ke event internasional, termasuk Piala Thomas dan Uber. Diakuinya, PBSI telah melakukan regenerasi pemain, namun hal itu masih kurang selektif dan butuh terobosan dengan sistem skala prioritas.
Menghadapi event berikutnya seperti Olimpiade London, Tono mengatakan, tidak ada alasan untuk kembali gagal. "Diupayakan tidak ada alasan lagi untuk kembali gagal karena semua negara melakukan persiapan yang sama. Kita akan secara bersama meninjau sistem persiapan yang sudah dilakukan maupun yang belum dilakukan," kata Tono menandaskan.